Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Pemanfaatan Growth Hormone Pada Hewan Ternak dan Pengaruh Bagi Manusia

Daftar Laporan Praktikum Fisiologi Hewan:

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Pemanfaatan Growth Hormone Pada Hewan Ternak dan Pengaruh Bagi Manusia

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Pengaruh Insektisida Terhadap Kerja Syaraf Serangga

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Sistem Kardiovaskuler

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Pengaruh Suhu Terhadap Gerakan Operkulum

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Sistem Endokrin

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Termoregulasi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Somatotropin atau growth hormone pada hewan berfungsi secara fisiologis dalam mempengaruhi proses metabolisme yang menyangkut pertumbuhan melalui stimulasi sintesis protein, meningkatkan transportasi asam amino ke dalam sel, mempengaruhi metabolisme karbohidrat, gluconeogenesis dalam hati, memacu mobilisasi lemak tubuh, mempengaruhi metabolisme mineral dan memacu pertumbuhan tulang rawan yang nantinya akan memacu pertumbuhan. Pada hewan ternak, GH banyak digunakan dalam mempercepat pertumbuhan dan peningkatan produksi susu pada sapi serta memperbaiki produktivitas induk (Kusumorini dan Satyaningtijas, 2009).

Produk peternakan yang mengandung cemaran residu bahan kimia toksik (mikotoksin, pestisida, obat hewan, dan hormon) dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan konsumen. Salah satunya yaitu TBA, yang merupakan salah satu jenis dari growth hormone, efek samping dari residu TBA dalam konsentrasi tinggi sangat merugikan bagi kesehatan apabila dikonsumsi oleh masyarakat, antara lain yaitu peningkatan sel kanker, penurunan fertilitas, reaksi hipersensitif, gangguan kardiovaskuler, gangguan fungsi hati, penurunan produksi testosteron, spermatogenesis, oligospermia, serta atrofi testis (Danial et al., 2015). Berdasarkan hal tersebut, saat ini penggunaan growth hormone mulai dihindari, sebagai penggantinya, para peternak menggunakan feed supplement maupun feed additive. Selain itu, peternak juga melakukan rekayasa pangan dan rekayasa perkandangan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi ternak. Usaha untuk merawat dan meningkatkan efektivitas produksi ternak tidak terlepas dari peran hewan tersebut seperti yang terdapat dalam Al-Quran surah AlMu’minun ayat 21 yang berbunyi:

al mu'minun ayat 21 growth hormone

Artinya: “Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan.”

Ayat tersebut mengandung pengertian bahwa Allah telah menciptakan binatang-binatang ternak kepada manusia agar manusia sebagai makhluk berakal dapat mengambil pelajaran darinya. Selain itu, manfaat lain dari penciptaan hewan ternak untuk manusia yaitu untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, praktikum ini penting untuk dilakukan sehingga kita dapat memahami terkait dengan growth hormone dan penggunaan hormon pertumbuhan serta terkait dengan pemberian pakan, sanitasi, dan vaksinasi hewan ternak guna meningkatkan produktivitasnya agar dapat bermanfaat bagi manusia. Selain itu, dengan melakukan pengkajian terhadap hormon pertumbuhan pada hewan ternak juga merupakan suatu bentuk mempelajari ciptaan-Nya sehingga diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah.

[inline_ads]

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari praktikum ini yaitu:

  1. Bagaimanakah informasi terkait dengan hormon pertumbuhan, mekanisme dan fungsinya (ikan nila)?
  2. Bagaimanakah penggunaan hormon pertumbuhan pada hewan ternak (ikan nila)?
  3. Bagaimanakah cara pemeliharaan hewan ternak meliputi makanan, vaksinasi dan sanitasi (ikan nila)?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini yaitu:

  1. Mengetahui informasi terkait dengan hormon pertumbuhan, mekanisme dan fungsinya (ikan nila).
  2. Mengetahui penggunaan hormon pertumbuhan pada hewan ternak (ikan nila).
  3. Mengetahui pemeliharaan hewan ternak meliputi makanan, vaksinasi dan sanitasi (ikan nila).

BAB II METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan selama 7 hari, dimulai dari tanggal 29 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 6 Oktober 2021. Praktikum dilaksanakan via zoom meeting dan di keramba ikan nila “Berkah Lima” Jl. Pendidikan, Kelurahan Gunung Panjang, Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

  1. Lembar pertanyaan (1 Lembar)
  2. Voice recorder (1 Buah)
  3. Kamera smartphone (1 Buah)
  4. Alat tulis kantor (1 Set)

2.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

  1. Pakan ikan merek “HI-PRO-VITE 781” (1 kg/hari/1000 ikan)
  2. Pf 500 dan 800 (Secukupnya)
  3. Boster “Inrofloxs-12” (½ sdm/minggu)
  4. Ikan nila (Oreochromis niloticus) (Secukupnya)

[inline_ads]

2.3 Cara Kerja

Cara kerja dari praktikum yang dilakukan adalah:

  1. Dilakukan persiapan (dicari lokasi tempat pelaksanaan praktikum, dihubungi peternak untuk meminta ijin praktikum).
  2. Disiapkan semua perangkat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan praktikum, seperti jadwal kunjungan dan pengamatan, daftar checklist untuk pengamatan dan checklist untuk wawancara terkait hal-hal yang akan dipelajari.
  3. Didatangi peternak/pengelola usaha sesuai jadwal yang disepakati.
  4. Diminta arahan pada peternak di mana dapat dilakukan pengamatan dan tanya jawab seputar pemeliharaan ternak.
  5. Dilakukan pengamatan dan tanya jawab langsung (apabila memungkinkan) dengan peternak
  6. Direkam/difoto peternakan tersebut, lalu dicatat hasil wawancara saudara.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berikut tabel data hasil pengamatan yang dilakukan:

No.Gambar KegiatanKeterangan
1Persiapan menuju lokasi praktikum
2Lokasi praktikum keramba ikan nila "Berkah Lima"
3Kondisi keramba ikan dewasa
4

Kondisi kolam benih
5Pakan ikan merek “HI-PRO-VITE 781”
6Kegiatan pemberian pakan pada sore hari oleh pemilik keramba ikan nila, bapak Jumadi
7Boster “Inrofloxs-12”

[inline_ads]

3.2 Pembahasan

Growth Hormone (GH)

Usaha pembenihan ikan membutuhkan teknologi dan rekayasa sehingga perkembangan dan pertumbuhan ikan menjadi cepat dan maksimal. Perbaikan pertumbuhan benih ikan dapat dilakukan menggunakan hormon tiroid, dan hormon pertumbuhan (growth hormone, GH). Penggunaan GH dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu melalui oral, perendaman, dan penyuntikan (Sudrajat et al., 2013). Akan tetapi, penggunaan GH secara terus menerus dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan apabila dikonsumsi oleh masyarakat, antara lain yaitu peningkatan sel kanker, penurunan fertilitas, reaksi hipersensitif, gangguan kardiovaskuler, gangguan fungsi hati, penurunan produksi testosteron, spermatogenesis, oligospermia, serta atrofi testis (Danial et al., 2015).

Berdasarkan tabel hasil yang diperoleh dari praktikum ini, setelah melakukan perjanjian untuk melakukan wawancara dengan narasumber pemilik keramba ikan nila “Berkah Lima” bapak Jumadi, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan menuju lokasi praktikum yang terletak di pinggir sungai di Jl. Pendidikan, Kelurahan Gunung Panjang, Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Keramba ikan nila “Berkah Lima” terdiri dari 18
keramba ikan dewasa dengan 1000 ikan nila tiap keramba dan 3 kolam benih. Adapun informasi lain yang didapatkan berdasarkan hasil survei dan wawancara adalah sebagai berikut.

Pakan Ikan dan Benih Ikan Nila

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapatkan bahwa pakan yang digunakan pada ikan nila yaitu dibedakan pada ikan dewasa dan benih. Pada benih, pakan yang diberikan berupa pf 500 dan pf 800. Pada dasarnya keduanya sama-sama merupakan pakan yang diberikan pada benih ikan nila, akan tetapi terdapat perbedaan pada ukuran partikelnya. Pf 500 memiliki ukuran partikel 0.5-0.7mm, sedangkan pf 800 memiliki ukuran partikel 0.7-1.0 mm. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian dari Marzuqi, (2015) dalam Niode et al., (2017) yang menyatakan bahwa ikan yang mendapatkan pakan yang berukuran tepat dengan ukuran bukaan mulutnya akan dapat melangsungkan hidupnya dengan baik. Ukuran pelet disesuaikan berdasarkan bukaan mulut ikan, pakan ikan yang dibuat dalam bentuk pelet memiliki keunggulan yaitu perubahan fisika dan kimia pakan sehingga mudah dicerna oleh ikan yang mengonsumsinya (Noviana et al., 2014).

Adapun komposisi masing-masing pf memiliki sedikit perbedaan pada persentase jumlah tiap nutrisi yang dikandungnya. Pf 500 memiliki kandungan protein (min 39%-41%), lemak (min 5%), fiber (max 4%), abu (max 11%), dan kadar air (max 10%). Pf 800 memiliki kandungan protein (min 39%-41%), lemak (min 5%), fiber (max 6%), abu (max 16%), dan kadar air (max 10%). Adapun dosis dan cara penggunaannya disesuaikan dengan usia benih dan pemberiannya langsung dilakukan dengan ditebar pada kolam. Tingginya kandungan protein dalam pakan benih menurut penelitian Noviana et al., (2014) yaitu pertumbuhan pada ikan nila sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan. Efisiensi pemanfaatan nutrisi dalam pakan merupakan faktor penting dalam meningkatkan pertumbuhan. Pada kondisi benih ikan nila membutuhkan pakan yang mempunyai kandungan protein yang tinggi.

[inline_ads]

Pakan yang digunakan pada ikan dewasa yaitu pakan ikan merek “HI-PRO-VITE 781” yang diberikan dengan cara ditebar langsung ke dalam kolam dan diberikan dengan dosis 1 kg/hari/1000 ikan. Pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari. Kandungan nutrisi yang diperoleh dari kemasan menunjukkan protein (31%-33%), lemak (3-5%), fiber (4-6%), abu (10-13%), dan kadar air (11-13%). Menurut Mulyani et al., (2014) berkurangnya nutrisi ini akan mempengaruhi metabolisme dan laju pertumbuhan ikan.

Kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan tersebut sesuai dengan penelitian Niode et al., (2017) bahwa beberapa komponen nutrisi yang sangat penting dan harus tersedia dalam pakan ikan antara lain adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin serta mineral. Adapun kadar protein untuk ikan nila berkisar antara 25-35%. Selain protein, ikan nila juga membutuhkan karbohidrat dan lemak untuk pertumbuhan. Secara umum karbohidrat yang terdapat dalam pakan dapat berupa serat kasar yang sulit dicerna oleh ikan. Lemak yang dibutuhkan ikan nila berkisar 5-8,5%. komponen lain yang juga dibutuhkan dalam pakan yaitu vitamin dan mineral dalam jumlah yang kecil, namun kehadirannya dalam pakan juga penting karena dibutuhkan tubuh ikan untuk tumbuh dan menjalani beberapa fungsi tubuh.

Tingginya kadar protein pada pakan ikan nila menurut Niode et al., (2017) dikarenakan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan ikan berbeda menurut jenis dan ukurannya. Pada nutrisi ikan, protein merupakan komponen organik utama yang bahannya dari jaringan tubuh hewan, 65-75% protein berperan sebagai sumber energi dan sebagai zat pembangun dan pengatur untuk pertumbuhan. Oleh karena itu, menurut penelitian tingginya pertumbuhan panjang mutlak benih ikan nila yang diberi perlakuan pakan C disebabkan oleh kandungan protein pada pakan C yang lebih besar dibanding pakan lainnya. Selain memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan pakan lainnya, pakan C juga mengandung lemak dan serat kasar yang lebih banyak.

Selain dilihat dari kandungan nutrisinya, pakan yang digunakan pada ikan dewasa yaitu pakan ikan merek “HI-PRO-VITE 781” juga terdiri atas beberapa komposisi, di antaranya yaitu tepung ikan, bungkil kacang kedelai, pecahan gandum, dedek padi, vitamin A, C, D3, E, K, B2, B6, B12, niasin, kalsium D-Fanthethonate, choline chloridae, trace minerals dan antioxidant. Komposisi dalam pakan ini sesuai dengan pernyataan Prajayati et al., (2020) bahwa bahan baku utama penyusun pakan adalah tepung ikan yang merupakan bahan baku utama sumber protein hewani. Menurut Wahyuningsih (2009) dalam Yanuar (2017), bahan pakan alami yang umum digunakan pada pakan ikan adalah tepung ikan dan bungkil kedelai.

Feed Additive dan Feed Supplement

Sebagai solusi akibat penggunaan growth hormone yang berbahaya, banyak dari peternak yang menggantinya dengan feed additive dan feed supplement karena dilai lebih aman. Menurut Fajri et al., (2016) Tingginya harga pakan dan kualitas nutrisinya yang rendah merupakan hambatan dalam proses budidaya. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan-bahan tambahan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ikan dan efisiensi pakan yang ditambahkan ke dalam pakan (feed additive), sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Selain itu, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan adalah dengan meningkatkan kecernaan pakan melalui penambahan suplemen (Faziel et al., 2017). Menurut penelitian yang dilakukan Lorenza (2019), Hasil penelitian menunjukkan pemberian feed supplement pada pakan dengan dosis berbeda memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan, FCR dan kelulushidupan benih ikan. Tentunya, pengaruh tersebut dapat berbeda-beda terjadi karena kandungan gizi masing-masing bahan tambahan tidak sama (Yanuar, 2017).

[inline_ads]

Selain pemberian pakan, dalam praktikum ini narasumber juga memberikan tambahan pakan berupa feed additive sebagai antibiotik yaitu boster “Inrofloxs-12” Penambahan boster ini dilakukan sebagai pencegahan dari penyakit pada ikan dan juga diberikan sebagai obat ketika ikan terserang penyakit. Adapun dosis yang diberikan pada tiap kegunaan berbeda. Ketika sakit, boster “Inrofloxs-12” diberikan dengan dosis 1 sendok boster dilarutkan dalam 1 liter air kemudian dicampur dengan 6kg pakan dilakukan sekali dalam sehari. Kegunaan boster sebagai pencegahan ikan dari penyakit dilakukan hanya sekali dalam seminggu dengan dosis ½ sendok boster dilarutkan dalam 1 liter air kemudian dicampur dengan 6kg pakan.

Berdasarkan informasi yang tertera pada kemasan, boster “Inrofloxs-12” berfungsi dalam memberantas bakteri dengan cepat dan efektif, menyembuhkan penyakit ikan seperti tubuh berdarah, perut besar, lendir mencair, borok busuk, sisik mengelupas, ikan sering di permukaan, sirip rusak, ekor busuk, nafsu makan turun, insang merah akibat Pseudemonas sp dan Aeromonas sp, meningkatkan nafsu makan ikan dan udang sehingga mempercepat
pertumbuhan, dan meningkatkan aktivitas ikan/udang yang akibat penyakit bakteri. Adapun komposisi pada tiap 1 kg inrofloxs-12 mengandung enrofloxacin HCL 120.000 mg dan lactose add 1 kg.

Pernyataan tersebut didukung oleh Luturmas (2014) bahwa antibiotik inroflox memiliki kandungan bioaktif yaitu enrofoxasin, vitamin B dan C, antibiotik inrofloxs memiliki kandungan bioaktif antibiotik enrofloxacin yang termasuk dalam turunan grup fluoroqiunolone. Mekanisme kerja dari antibiotik enrofloxacin ini sulit untuk dipahami. Antibiotik ini dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri gram positif ataupun bakteri gram negatif yang mencakup berbagai macam spesies yang meliputi Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella, E. coli, Enterobacter, Campylobacter, Shigella, Salmonella, Aeromonas, Haemophillus, Proteus, Yersinia, Serratia, Vibrio, Brucella, Chlamydia, Staphylocci mycoplasma, dan Mycobacterium.

Antibiotik enrofloxacin memiliki cara kerja spectrum yang hampir sama dengan antibiotik ciproflaxasin yakni melawan bakteri dengan menghentikan multiplikasi bakteri dengan cara menghambat reproduksi bakteri dan perbaikan materi genetik atau DNA, tetapi enrofloxasin memiliki daya kerja yang baik dibandingkan dengan ciproflaxasin karena antibiotik enrofloxasin bekerja secara efektif dalam semua lapisan jaringan tubuh. Alasan inilah yang menjadikan antibiotik ini banyak digunakan untuk men-treatment organisme saat terinfeksi bakteri (Luturmas, 2014). Selain itu, antibiotik memiliki efek sebagai bakterisida atau bakteriostatik pada organisme yang peka dengan menghambat sintesis dinding sel, merusak membran sitoplasma, menghambat biosintesis protein, atau menghambat sintesis asam nukleat (Amanu et al., 2014).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Amanu et al., (2014) juga menunjukkan bahwa dari 5 sample antibiotik yang digunakan pada budidaya ikan, yang kepekaannya paling tinggi adalah enrofloxacin. Penelitian Luturmas (2014) dalam pengamatan antibiotik inrofloxs terhadap pertumbuhan bakteri Vibrio alginolyticu, didapatkan bahwa ketiga konsentrasi antibiotik memberikan daya hambat yang mampu menurunkan laju pertumbuhan bakteri Vibrio alginolyticus. Terjadiya daya hambat pada bakteri Vibrio alginolyticus selama periode penelitian diakibatkan antibiotik inrofloxs menyerang biosintesis dinding sel kemudian menghambat daya kerja dari enzim DNA- gyrase dari bakteri Vibrio alginolyticus.

[inline_ads]

Vaksinasi dan Sanitasi

Ikan nila di keramba ikan “Berkah Lima” tidak dilakukan vaksinasi, padahal menurut Agustin et al., (2016) vaksinasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh ikan terhadap suatu patogen tertentu, sehingga angka kematian dapat ditekan sekecil mungkin. Akan tetapi, perlindungan terhadap penyakit dan menjaga kesehatan ikan nila di tambak “Berkah Lima” dilakukan dengan pemberian boster “Inrofloxs-12” seminggu sekali sebagai pencegahan. Menurut Luturmas (2014), boster “Inrofloxs-12” memiliki beberapa kegunaan yaitu memberantas bakteri dengan cepat dan efektif, menyembuhkan penyakit ikan seperti tubuh berdarah, perut membesar, lendir mencair, borok busuk, sisik mengelupas, ikan sering tampak di permukaan, dan nafsu makan menurun, meningkatkan kekebalan tubuh ikan dan udang akibat penyakit bakterial, meningkatkan nafsu makan ikan dan udang sehingga mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan aktivitas ikan/udang yang diakibatkan penyakit bakterial.

Sanitasi pada kandang dilakukan dengan cara membersihkan daun-daun yang terjatuh ke dalam kolam secara rutin tiap sore hari. Pada dasarnya, pembersihan pada kandang tidak perlu dilakukan terlalu sering karena keramba terletak di sungai yang memiliki aliran air. Adapun kolam benih dilakukan pembersihan sekali dalam seminggu dengan cara pergantian air dan membersihkan kotoran yang menempel pada kolam. Berbeda pada keramba, pada kolam benih tidak terletak pada aliran air sehingga kotoran yang menempel harus dibersihkan secara rutin. Hal ini sesuai dengan pernyataan Niode et al., (2017) bahwa penerapan sistem sirkulasi air dalam wadah budidaya ikan mengikuti kaidah seperti halnya di perairan terbuka di mana kualitas air selalu dalam kondisi baik.

Pentingnya sanitasi pada kolam benih dengan cara rutin melakukan pergantian air di keramba ikan nila “Berkah Lima” sesuai dengan penelitian Noviana et al., (2014) bahwa tingkat kelangsungan hidup sangat dipengaruhi oleh kualitas air terutama kandungan suhu dan oksigen. Rendahnya kadar oksigen dapat menyebabkan penurunan nafsu makan ikan sehingga mempengaruhi laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup kultivan. Selain itu tingkat kelangsungan hidup juga dapat dipengaruhi dari faktor internal dan eksternal. Salah satu cara untuk menciptakan lingkungan yang ideal adalah dengan melakukan pergantian air. Mengingat tidak semua benih mengalami kematian, maka dapat dipastikan bahwa daya toleransi pada populasi benih dalam wadah berbeda-beda, baik terhadap pakan maupun kondisi lingkungan seperti kualitas air yang masih dalam kisaran kelayakan bagi kehidupan benih nila.

[inline_ads]

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ikan nila yang dibudidayakan di keramba ikan “Berkah Lima” diberikan pakan yang berbeda, pada benih maupun ikan dewasa. perbedaan didasarkan pada ukuran pelet dengan ukuran mulut dari ikan guna memudahkan ikan dalam mencerna makanan. Pakan yang diberikan pada benih yaitu pf 500 dan pf 800 dengan kandungan protein tinggi. Adapun pakan pada ikan dewasa yaitu pakan ikan merek “HI-PRO-VITE 781” yang diberikan dengan cara ditebar langsung ke dalam kolam. Sebagai pengganti pemberian growth hormone, narasumber memberikan feed additive sebagai antibiotik yaitu boster “Inrofloxs-12”.

Penambahan boster dilakukan sebagai pencegahan dari penyakit pada ikan dan juga diberikan sebagai obat ketika ikan terserang penyakit. Sebagai pengobatan, boster “Inrofloxs 12” diberikan dengan dosis 1 sendok boster dilarutkan dalam 1 liter air kemudian dicampur dengan 6kg pakan dilakukan sekali dalam sehari. Sebagai pencegahan, boster hanya diberikan sekali dalam seminggu dengan dosis ½ sendok boster dilarutkan dalam 1 liter air kemudian dicampur dengan 6kg pakan. Adapun vaksinasi pada ikan tidak dilakukan, dan sanitasi kolam dilakukan dengan rutin membersihkan keramba ikan dewasa tiap sore hari serta melakukan pembersihan dan pergantian air pada kolam benih selama sekali dalam seminggu.

4.2 Saran

Perlu diperhatikan, dalam memilih lokasi praktikum, praktikan hendaknya melakukan survei terlebih dahulu sehingga data yang tersedia di lapangan sesuai dengan informasi yang diperlukan dalam praktikum. Selain itu, dalam melakukan wawancara hendaknya dilakukan dengan cara yang benar, baik pada tutur kata maupun kerapian praktikan

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, L. P., Kusdarwati, R., & Mahasari, G. (2016). Pengaruh pemberian vaksin whole cell Aeromonas hydrophilla dengan dosis yang berbeda terhadap kelulushidupan dan total leukosit ikan gurami (Osphronemus gouramy). Journal of Aquaculture and Fish Health, 6(1).

Amanu, S., Kurniasih, & Indaryuliato, S. (2014). Identifikasi Penyakit Aeromonad pada Budi Daya Ikan Air Tawar di Bali. Jurnal Veteriner, 15(4).

Danial, R. Latif, H., & Indrawati, A. (2015). Deteksi residu hormone trenbolone asetat pada sapi siap potong impor asal Australia. Acta Veterinaria Indonesia, 3(2).

Fajri, M. A., Adelina, & Aryani, N. (2016). Penambahan Probiotik Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus). Jurnal Online Indonesia, 3(1).

Faziel, M., Yulvizar, C., & Hasri, I. (2017). Pengaruh suplemen dan probiotik pada pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan peres (Osteochilus vittatus). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 2(1).

Kusumorin, N., & Satyaningtijas, A. S. (2009). Pengaruh pemberian somatotropin pada saat kebuntingan terhadap pertumbuhan anak tikus. Indonesian Journal of Veterinary Science & Medicine, 1(1).

Lorenza, D., Pamukas, N. A., & Ruslliadi. (2019). Pengaruh pemberian feed suplemen viterna plus dengan dosis berbeda pada pakan buatan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan benih ikan selais (Ompok hypopthalmus) dengan sistem resirkulasi. Jurnal Online Indonesia, 6.

Mulyani, Y. S., Yulisman, & Fitrani, M. (2014). Pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang dipuasakan secara periodik. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(1).

Niode, A. R., Nasriani, & Irdja, A. M. (2017). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila (Oreochromis niloticus) pada pakan buatan yang berbeda. Jurnal Ilmiah Media Publikasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 6(2).

Noviana, P., Subandiyono., & Pinandoyo. (2014). Pengaruh pemberian probiotik dalam pakan buatan terhadap tingkat konsumsi pakan dan pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 3(4).

Prajayati, V. T. F., Hasan, O. D. S., & Mulyono, M. (2020). Kinerja tepung magot dalam meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan formula dan pertumbuhan nila ras nirwana (Oreochromis sp.). Jurnal Perikanan, 22(1).

Sudrajat, A. O., Muttaqin, M., & Alimuddin. (2013). Efektivitas hormon tiroksin dan hormon pertumbuhan rekombinan terhadap pertumbuhan larva ikan patin siam. Jurnal Akultur Indonesia, 12(1).

Yanuar, V. (2017). Pengaruh pemberian jenis pakan yang berbeda terhadap laju pertumbuhan benih ikan nila (Oreochiomis niloticus) dan kualitas air di akuarium pemeliharaan. Ziraa’ah, 42(2)

Tinggalkan komentar