Perpindahan kalor yaitu secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
Daftar Isi
A. Pengertian Kalor
Kalor adalah proses transfer energi dari suatu zat ke zat lainnya yang disertai dengan perubahan suhu. Satuan dari kalor adalah Joule (J) dan kalori. Satuan Joule yang diambil dari seorang ilmuwan fisika bernama James Joule.
1 kalori = 4,184 Joule
1 Joule ≈ 0,239 kalori
B. Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor dapat menyebabkan perubahan wujud zat. Secara umum, terdapat tiga cara perpindahan kalor yaitu:
- Konduksi
- Konveksi
- Radiasi
Ketiga cara perpindahan kalor tersebut dijelaskan sebagai berikut.

[inline_ads]
1. Konduksi
a. Pengertian Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel partikelnya.
Konduksi terjadi karena partikel-partikel penyusun ujung zat yang bersentuhan dengan sumber kalor bergetar. Makin besar getarannya, maka energi kinetiknya juga makin besar.
Energi kinetik yang besar menyebabkan partikel tersebut menyentuh partikel
di dekatnya, demikian seterusnya sampai akhirnya kamu merasakan panas.
Contoh konduksi yaitu:
- Memegang lantai/pelat besi akan terasa dingin (kalor mengalir dari tangan ke lantai/besi)
- Jika sendok makan dibakar, ujung sendok akan hangat dan bahkan panas (kalor mengalir dari api, ke sendok, ke tangan)
- Saat memasak kalor mengalir dari api, menuju wajan/panci, lalu ke makanan.
b. Rumus Konduksi
Laju kalor yang mengalir melalui konduksi dapat dihitung dengan rumus berikut.
H=K\cdot A\cdot \frac{\Delta T}{d}\\ atau\\ H=K\cdot A\cdot \frac{T_2-T_1}{d}
Keterangan:
H = jumlah kalor yang mengalir per satuan waktu (W atau J/s)
K = konduktivitas termal / daya hantar panas (J/msK)
A = luas permukaan kontak (m2)
T2 = suhu bagian yang lebih panas (K)
T1 = suhu bagian yang lebih dingin (K)
d = jarak/tebal lapisan antara kedua bagian (m)
[inline_ads]
c. Tabel Konduktivitas Termal
Konduktivitas termal adalah tingkat aliran panas melalui bahan tertentu. Setiap zat memiliki konduktivitas termal yang berbeda-beda. Konduktivitas termal beberapa zat terdapat pada tabel berikut.
Zat/Bahan | k (kJ/msK) |
Logam: | |
Perak | 4,2×10-1 |
Tembaga | 3,8×10-1 |
Aluminium | 2,1×10-1 |
Kuningan | 1,0×10-2 |
Besi/Baja | 4,6×10-3 |
Zat Padat Lainnya: | |
Beton | 1,7×10-3 |
Kaca | 8,0×10-4 |
Batu Bata | 7,1×10-4 |
Kayu Cemara | 1,2×10-4 |
Zar Cair: | |
Air | 5,7×10-4 |
Bahan Isolator: | |
Serbuk Gergaji | 5,9×10-5 |
Gabus | 4,0×10-5 |
Wol Gelas | 3,9×10-5 |
Kapuk | 3,5×10-5 |
Gas: | |
Hidrogen | 1,7×10-4 |
Udara | 2,3×10-5 |
[inline_ads]
2. Konveksi
a. Pengertian Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat disertai perpindahan partikel partikelnya. Rambatan kalor konveksi terjadi pada fluida atau zat alir, seperti pada zat cair, gas, atau udara.
Contoh konveksi yaitu:
- Uap dari air panas memindahkan kalor dari air panas ke udara.
- Air yang sedang mendidih memindahkan kalor dari air bagian bawah yang lebih panas ke air bagian atas yang lebih dingin.
b. Rumus Konveksi
Laju kalor yang mengalir melalui konveksi dapat dihitung dengan rumus berikut.
H=h\cdot A\cdot \Delta T\\ atau\\ H=h\cdot A\cdot (T_2-T_1)
Keterangan:
H = jumlah kalor yang mengalir per satuan waktu (W atau J/s)
h = koefisien konveksi (W/m2K)
A = luas permukaan kontak (m2)
T2 = suhu bagian yang lebih panas (K)
T1 = suhu bagian yang lebih dingin (K)
[inline_ads]
3. Radiasi
a. Pengertian Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara. Maka dari itu, kalor tetap dapat merambat meskipun berada di ruang hampa udara/vakum. Panas merambat dari benda yang lebih panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Contoh radiasi yaitu:
- Panas matahari sampai ke bumi yang merambat dalam bentuk gelombang elektromagnetik (termasuk cahaya)
- Rasa hangat/panas saat berada di dekat api unggun (kalor merambat dari api ke badan dalam bentuk gelombang elektromagnetik).
Baca Juga:
Apa Itu Gelombang Elektromagnetik?
b. Rumus Radiasi
Laju kalor yang mengalir melalui radiasi dapat dihitung dengan rumus berikut.
W=\epsilon \cdot \sigma \cdot T^4
Keterangan:
W = jumlah energi yang dipancarkan per satuan waktu per satuan luas (W/m2)
ε = koefisien emisivitas (0 < e ≤ 1)
σ = konstanta Stefan–Boltzmann (5,672 × 10-8 watt/m2K4)
T = suhu mutlak benda (K)
[inline_ads]
C. Kalor Jenis
1. Pengertian Kalor Jenis
Kalor jenis adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar satu satuan suhu (1 K atau 1°C). Sebagai contoh, kalor jenis air
Kalor jenis sendiri dimaknai sebagai kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor. Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin besar pula kemampuan benda tersebut untuk menyerap kalor.
2. Rumus Kalor Jenis
Kalor jenis suatu zat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
c=\frac{Q}{m\ \Delta T}
Keterangan:
c = kalor jenis suatu zat (J/kg K)
Q = kalor (J)
m = massa benda (kg)
ΔT = perubahan suhu (K)
[inline_ads]
3. Tabel Kalor Jenis
Kalor jenis beberapa zat dapat kamu lihat di tabel kalor jenis berikut.
No | Nama Zat | Kalor Jenis | |
J•kg-1•K-1 | kal•g-1•°C-1 | ||
1 | Air | 4184 | 1 |
2 | Air laut | 3900 | 0,932 |
3 | Alkohol | 2440 | 0,583 |
4 | Alumunium | 903 | 0,216 |
5 | Badan manusia | 3470 | 0,829 |
6 | Besi | 449 | 0,107 |
7 | Emas | 129 | 0,031 |
8 | Es | 2060 | 0,492 |
9 | Gliserin | 2350 | 0,562 |
10 | Kaca | 664 | 0,159 |
11 | Kayu | 1700 | 0,406 |
12 | Kuningan | 376 | 0,090 |
13 | Marmer | 880 | 0,210 |
14 | Minyak tanah | 2200 | 0,526 |
15 | Perak | 233 | 0,056 |
16 | Raksa | 140 | 0,033 |
17 | Seng | 388 | 0,093 |
18 | Spiritus | 240 | 0,057 |
19 | Tembaga | 385 | 0,092 |
20 | Timbal | 130 | 0,031 |
21 | Uap air | 1996 | 0,477 |
[inline_ads]
D. Kapasitas Kalor
1. Pengertian Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar satu satuan suhu (1 K atau 1°C).
2. Perbedaan Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Perbedaan kalor jenis dan kapasitas kalor yaitu kalor jenis adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 kg massa sebanyak 1 K atau 1°C, sedangkan kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu suatu benda sebanyak 1 K atau 1°C.
3. Rumus Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor suatu zat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
C=\frac{Q}{ \Delta T}\\ atau\\ C=m\cdot c
Keterangan:
C = kapasitas kalor suatu zat (J/K)
c = kalor jenis suatu zat (J/kg K)
Q = kalor (J)
m = massa benda (kg)
ΔT = perubahan suhu (K)
[inline_ads]
E. Asas Black
1. Pengertian Asas Black
Asas black menyatakan bahwa jumlah energi panas yang diberikan oleh zat yang hangat sama dengan jumlah energi panas yang diterima oleh zat yang lebih dingin.
Bunyi asas Black tersebut berlaku ketika dua zat/benda dengan suhu berbeda saling bersentuhan/kontak.
Pada konsepnya, apabila dua zat/benda dengan suhu berbeda dicampur, maka zat yang lebih panas akan melepas kalor dan zat yang lebih dingin akan menerima kalor. Suhu hasil transfer kalor tersebut disebut suhu keseimbangan (equilibrium).
Kalor merupakan energi yang dapat berpindah sehingga asas ini sesuai dengan prinsip kekekalan energi. Hukum kekekalan energi di rumuskan pertama kali oleh Joseph Black (1728 –1899). Maka dari itu, asas ini dikenal sebagai asas Black.
2. Rumus Asas Black
Secara matematis, asas Black dapat dituliskan menjadi rumus berikut.
Q_{lepas}=Q_{terima}
Keterangan:
Qlepas = kalor/energi panas yang dilepaskan oleh zat yang lebih panas
Qterima = kalor/energi panas yang diterima oleh zat yang lebih dingin
3. Contoh Asas Black dalam Kehidupan Sehari-hari
Beberapa contoh asas black dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
- Ketika membuat minuman hangat (air biasa dicampur dengan air panas), kalor pada air panas akan diserap oleh air yang lebih dingin (air biasa) dan secara keseluruhan menjadi air hangat.
- Ketika membuat minuman dingin (air biasa dicampur dengan es), kalor pada air biasa akan diserap oleh es tersebut sehingga tercapai suhu kesimbangan
- Ketika es didiamkan di ruang terbuka, terdapat perbedaan antara suhu es dengan udara sekitar sehingga es tersebut akan menerima kalor dari udara sekitar dan suhunya akan naik dan meleleh.
[inline_ads]
F. Ringkasan Rumus
1. Rumus Konduksi
H=K\cdot A\cdot \frac{\Delta T}{d}\\ atau\\ H=K\cdot A\cdot \frac{T_2-T_1}{d}
Keterangan:
H = jumlah kalor yang mengalir per satuan waktu (W atau J/s)
K = konduktivitas termal / daya hantar panas (J/msK)
A = luas permukaan kontak (m2)
T2 = suhu bagian yang lebih panas (K)
T1 = suhu bagian yang lebih dingin (K)
d = jarak/tebal lapisan antara kedua bagian (m)
2. Rumus Konveksi
H=h\cdot A\cdot \Delta T\\ atau\\ H=h\cdot A\cdot (T_2-T_1)
Keterangan:
H = jumlah kalor yang mengalir per satuan waktu (W atau J/s)
h = koefisien konveksi (W/m2K)
A = luas permukaan kontak (m2)
T2 = suhu bagian yang lebih panas (K)
T1 = suhu bagian yang lebih dingin (K)
3. Rumus Radiasi
W=\epsilon \cdot \sigma \cdot T^4
Keterangan:
W = jumlah energi yang dipancarkan per satuan waktu per satuan luas (W/m2)
ε = koefisien emisivitas (0 < e ≤ 1)
σ = konstanta Stefan–Boltzmann (5,672 × 10-8 watt/m2K4)
T = suhu mutlak benda (K)
[inline_ads]
4. Rumus Kalor Jenis
c=\frac{Q}{m\ \Delta T}
Keterangan:
c = kalor jenis suatu zat (J/kg K)
Q = kalor (J)
m = massa benda (kg)
ΔT = perubahan suhu (K)
5. Rumus Kapasitas Kalor
C=\frac{Q}{ \Delta T}\\ atau\\ C=m\cdot c
Keterangan:
C = kapasitas kalor suatu zat (J/K)
c = kalor jenis suatu zat (J/kg K)
Q = kalor (J)
m = massa benda (kg)
ΔT = perubahan suhu (K)
6. Rumus Asas Black
Q_{lepas}=Q_{terima}
Keterangan:
Qlepas = kalor/energi panas yang dilepaskan oleh zat yang lebih panas
Qterima = kalor/energi panas yang diterima oleh zat yang lebih dingin
[inline_ads]
G. Contoh Soal
Soal 1
Energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan air dari 30°C sampai dengan 80°C dengan massa air 500 gram (cair = 4.200 J/kgK) adalah ….
Diketahui:
m = 500 g = 0.5 kg
c = 4200 J/kgK
ΔT = (80–30)°C = 50°C
Ditanya:
Q = … ?
Jawab:
Dari informasi yang diberikan, dapat digunakan rumus kalor jenis yang diuraikan sebagai berikut.
\begin{aligned} c&=\frac{Q}{m\ \Delta T}\\ c\ m\ \Delta T&=Q\\ Q&=m\ c\ ΔT\\ Q&=0.5 \cdot 4200 \cdot 50\\ Q&= 105.000\ J \end{aligned}
Referensi:
- Saripudin, A., Rustiawan, D., & Suganda, A. (2009). Praktis Belajar Fisika. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Widodo, T. (2009). Fisika: untuk SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Britannica, T. Editors of Encyclopaedia (Invalid Date). heat. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/science/heat