Kenapa Ada Planet Bercincin?
Saturnus merupakan yang kita kenal sebagai planet bercincin. Anggapan tersebut terjadi karena Saturnus merupakan planet yang kita ketahui dengan jelas memiliki cincin. Namun, Saturnus bukan satu-satunya planet bercincin.
Table of Contents
Planet Bercincin
Memang benar bahwa 3 planet jumbo lainnya, Jupiter, Uranus, dan Neptunus juga memiliki cincin. Namun, cincin Saturnus merupakan yang paling jelas, terang, indah, dan menakjubkan. Cincin Saturnus pertama diamati oleh Galileo Galilei pada tahun 1610. Selama itu, manusia percaya bahwa hanya Saturnuslah satu-satunya planet yang memiliki cincin. Hingga kemudian pada tahun 1977, 1979, dan 1984, ditemukan cincin di planet Uranus, Jupiter, dan Neptunus.
Mengenai bagaimana terbentuknya cincin planet-planet ini masih belum dapat terjawab dengan pasti. Sekilas mirip dengan sabuk asteroid yang mengelilingi matahari namun nyatanya ini berbeda. Hal ini terjadi karena struktur, lebar, massa, dan komposisi dari keempat cincin planet tersebut berbeda-beda. Cincin Jupiter dan Neptunus cenderung berupa debu sedangkan cincin Saturnus dan Uranus cenderung berupa partikel dan bongkahan es. Meskipun demikian, terdapat satu hal yang kita tahu terkait pembentukan cincin pada planet, yakni batas Roche.
Batas Roche (Roche Limit)
Batas Roche adalah jarak minimum di mana suatu objek yang berukuran cukup besar dapat mendekati objek utamanya tanpa hancur/terurai oleh gaya pasang surut. Hampir semua cincin planet-planet ini berada di dalam batas Roche. Batas Roche ini diilustrasikan sebagai berikut.
Karakteristik Cincin Planet di Tata Surya
Cincin Jupiter
Ditemukan pada tahun 1979 oleh Voyager 1, spacecraft milik NASA. Cincin Jupiter tersusun dari partikel yang kecil dan gelap sehingga sulit untuk dilihat kecuali saat diterangi oleh matahari dari belakang. Data dari spacecraft Galileo menunjukkan bahwa cincin Jupiter kemungkinan terbentuk dari debu yang terlontar saat sebuah meteor menabrak bulan terdekatnya.
Cincin Saturnus
Cincin Saturnus diperkirakan berasal dari komet, asteroid, atau bulan yang memasuki batas Roche dan hancur/terurai karena gaya pasang surut dari Saturnus. Terbuat dari miliaran bongkahan es dan batu yang tertutup oleh material lain seperti debu.
Partikel cincinnya memiliki ukuran yang bervariasi, dari sekecil debu hingga sebesar rumah, bahkan beberapa di antaranya seukuran gunung. Cincinnya cenderung terlihat berwarna putih, memiliki kecepatan berbeda tiap cincin, dan memiliki ketebalan rata-rata 10 meter.
Cincin Uranus
Uranus memiliki dua set cincin. Cincin bagian dalam terdiri dari sembilan cincin yang gelap dan tipis. Cincin bagian luar terdiri dari cincin debu yang berwarna kemerahan dan biru.
Cincin Neptunus
Neptunus memiliki empat cincin utama dan lima busur cincin (ring arcs) sejauh yang kita tahu. Diperkirakan cincinnya relatif masih muda dan berumur pendek. Neptunus juga memiliki gumpalan debu yang kita sebu busur cincin (ring arcs). Busur cincin ini memiliki keanehan karena menurut hukum gerak, ring arcs tersebut tidak akan menggumpal, melainkan akan terurai dan tersebar. Cincin dan busur cincin ini memiliki ketebalan dari 15 hingga 50 km.
Kesimpulan
Kita masih kesulitan untuk membentuk suatu teori yang menyatakan terbentuknya cincin-cincin planet ini secara keseluruhan. Kita meyakini bahwa proses pembentukan dari cincin-cincin ini berbeda-beda karena memiliki struktur, lebar, massa, dan komposisi yang berbeda-beda pula. Namun, salah satu faktor terpenting dari pembentukan cincin ini ialah adanya batas Roche. Batas Roche planet merupakan jarak minimal objek yang berukuran cukup besar dapat terbentuk dengan stabil. Di dalam batas Roche ini, objek langit akan hancur dan terurai menjadi bongkahan-bongkahan berukuran kecil hingga seperti debu.
Sumber dan Referensi:
- Jupiter – NASA Solar System Exploration
- Saturn – NASA Solar System Exploration
- Uranus – NASA Solar System Exploration
- Neptune – NASA Solar System Exploration
- Why does Saturn have rings? – SciShow
- http://abyss.uoregon.edu/~js/glossary/roche_limit.html