Meskipun kamu tidak pernah ke laut atau pantai, kamu pasti tahu bahwa air laut rasanya asin. Tapi kenapa ya?
Table of Contents
Sekilas Tentang Garam
Garam adalah semua senyawa kimia yang berikatan dengan ikatan ion. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi melalui serah terima elektron oleh atom-atom penyusunnya.
Garam yang terdapat di laut, sebenarnya memiliki komposisi yang mirip dengan garam dapur yang kita makan sehari-hari. Garam dapur memiliki komposisi kimia yaitu natrium klorida (NaCl), sedangkan garam di laut sekitar 90 – 99,8% komposisinya juga merupakan NaCl dan 0,2 – 10% sisanya terdiri dari garam-garam lain seperti garam kalsium klorida (CaCl), magnesium sulfat (MgSO4), dan berbagai garam lainnya.
Asal Garam Laut
Garam yang terdapat di laut berasal dari dua hal, yakni erosi dan ventilasi di dasar laut.
Erosi
Saat air berada di udara dalam bentuk awan, karbon dioksida (CO2) di atmosfer dapat larut di dalam awan tersebut yang kemudian membentuk asam karbonat. Hal ini mengakibatkan air hujan menjadi asam. Air hujan sendiri secara langsung membuat batu-batuan menjadi tergerus dan sifat asamnya membantu memecah senyawa pada batuan menjadi ion-ion garam dan mineral.
Note:
Mineral adalah unsur/zat/senyawa kimia yang padat dan terbentuk secara alami.
Ion-ion garam dan mineral tersebut larut dalam aliran air dan sungai menuju lautan. Banyak dari ion-ion garam dan mineral tersebut digunakan dan dikonsumsi oleh makhluk hidup atau organisme yang berada di lautan dan mengurangi jumlah garam di laut itu sendiri. Meskipun begitu, garam di laut terlampau sangat banyak dan hanya sedikit yang dikonsumsi oleh organisme tersebut.
Ventilasi di Dasar Laut
Sumber garam laut yang lain ialah dari larutan air panas yang berasal dari ventilasi di dasar laut. Dasar laut tidaklah selalu mulus dan tertutup rapi oleh tanah dan pasir, melainkan, terdapat retakan dan bukaan yang umumnya terdapat di sepanjang patahan lempeng bumi. Air laut dapat merembes masuk ke dalam retakan tersebut hingga lebih dari 600 km yang kemudian dipanaskan oleh magma pada mantel bumi.
Panas yang terjadi membuat sejumlah reaksi kimia terjadi di bawah sana. Dari reaksi yang terjadi, rembesan air yang dipanaskan tersebut cenderung melepas kandungan oksigen, magnesium, dan sulfat, dan membawa logam mineral seperti besi, seng, tembaga, dan berbagai logam lainnya. Air panas tersebut kemudian dikeluarkan melalui ventilasi di dasar laut yang juga dikenal dengan “The black smoker” karena menyerupai asap hitam.
Di samping itu, sebagian kecil garam laut juga berasal dari gunung api bawah laut yang secara langsung melepaskan mineral ke laut. Dan diperkirakan terdapat 40.000 hingga 55.000 gunung api di bawah laut.
Apakah Air Laut Akan Semakin Asin?
Pasokan ion-ion garam dan mineral dari siklus air yang terus menerus dan penggunaan garam yang sedikit tentu seharusnya membuat air laut semakin lama semakin asin. Namun, terdapat spekulasi bahwa di dasar laut terdapat ratusan ton endapan garam yang semakin bertambahnya garam yang masuk semakin banyak pula endapan tersebut. Dengan kata lain, mungkin sekarang sudah terjadi keseimbangan antara kadar garam di laut yang masuk dan keluar/mengendap. Artinya, mungkin air laut tidak akan menjadi semakin asin lagi.
Kesimpulan
Garam adalah semua senyawa kimia yang berikatan dengan ikatan ion yang umumnya tersusun atas mineral-mineral. Air laut terasa asin karena mengandung garam dan mineral yang berasal dari erosi dan ventilasi di dasar laut. Kandungan CO2 pada air hujan membuat mineral larut ke dalam air menuju laut. Air laut dapat merembes ke retakan dasar laut dan kembali melalui ventilasi di dasar laut membawa mineral-mineral lain ke laut.
Sumber dan Referensi:
- Salt (chemistry) – Wikipedia
- Salt – Wikipedia
- Ionic Bond – Britannica
- Ionic Bond Examples – Your Dictionary
- Why Is the Ocean Salty? – National Oceanic and Atmospheric Administration
- Why Is the Ocean Salty? – United States Geological Survey
- Why Is the Ocean Salty? – Seeker