Sabuk asteroid merupakan salah satu kawasan yang paling menarik di tata surya kita. Sabuk asteroid ini membentang cukup luas dari orbit Mars hingga Jupiter. Mari kita bahas mulai dari pengertiannya.
Table of Contents
Pengertian Sabuk Asteroid
Di tata surya kita sebenarnya terdapat dua sabuk asteroid, yakni sabuk asteroid utama dan sabuk Kuiper. Sabuk asteroid utama umumnya hanya disebut sabuk asteroid. Maka dari itu, sabuk asteroid yang kita bahas kali ini sabuk asteroid utama.
Sabuk asteroid adalah suatu kawasan di tata surya kita yang terletak di antara orbit Mars dan Jupiter yang terdiri dari bongkahan batuan angkasa (asteroid). Hingga kini, jumlah asteroid di sabuk asteroid yang terdeteksi yaitu sebanyak 960.749 asteroid.
Setelah mengetahui pengertian dan lokasinya, selanjutnya kita bahas mengenai asal muasalnya.
Asal Muasal
Pada masa awal pembentukan tata surya, debu dan batuan yang mengelilingi matahari perlahan-lahan menyatu membentuk sebuah planet. Hal ini disebabkan oleh gaya gravitasi antara debu dan batuan tersebut. Akan tetapi tidak semua debu dan batuan tersebut membentuk sebuah planet. Kawasan debu dan batuan yang tak membentuk planet ini yang sekarang kita kenal dengan sabuk asteroid.
Dahulu para ilmuwan berpikir bahwa sabuk asteroid ini adalah sisa-sisa dari planet yang hancur bertabrakan dengan komet ataupun planet lain. Tapi ternyata setelah dilakukan perhitungan, total massa sabuk asteroid tidak cukup untuk membentuk sebuah planet terrestrial bahkan ukuran kecil. Menurut NASA, massa total dari sabuk asteroid pun lebih kecil dari massa bulan kita.
Dari situ, dapat ditarik benang merah bahwa total massa debu dan batuan pada sabuk asteroid sangat kecil, bahkan jauh lebih kecil dari massa bulan. Selain itu, gaya gravitasi Jupiter yang besar mencegah debu dan batu-batuan kecil tersebut untuk membentuk sebuah planet utuh.
Note:
Planet terrestrial adalah planet yang mayoritas isinya adalah padatan dan batuan. Di tata surya kita yakni Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan planet jovian adalah planet yang mayoritas isinya adalah gas, dan umumnya berukuran raksasa. Di tata surya yakni Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Selain itu, ditemukan pula bahwa komposisi kimia pada asteroid-asteroid tersebut terdapat banyak perbedaan. Sehingga hal ini memperkuat bahwa sabuk asteroid tidak mungkin berasal dari kehancuran satu objek besar. Perbedaan komposisi ini akan dibahas di bagian jenis asteroid.
Loncat ke jenis asteroid
Lalu untuk ukuran dan bentuknya sendiri seperti apa ya?
Ukuran dan Bentuk
Sejumlah asteroid memiliki ukuran yang lumayan ‘besar’. Pada sabuk asteroid, diperkirakan terdapat 1,1-1,9 juta asteroid berdiameter lebih dari 1 km dan 16 di antaranya memiliki diameter lebih besar dari 240 km (seperti jarak Semarang-Surabaya). Tiga asteroid terbesar di sabuk asteroid yakni Vesta, Pallas, dan Hygiea bahkan memiliki diameter lebih besar dari 400 km (seperti jarak Semarang-Jakarta). Selain itu, kawasan ini juga terdapat planet katai Ceres yang memiliki diameter 950 km. Asteroid lainnya yang lebih kecil memiliki bentuk tak beraturan, dan bahkan berbentuk seperti kentang.
Setelah mengetahui ukuran dan bentuknya, mari kita bahas jenis-jenisnya.
Jenis Asteroid
Asteroid Tipe C
Huruf “C” berasal dari kata “Carbonaceous” (mengandung karbon). Merupakan jenis asteroid yang paling umum, sekitar 75%. Berwarna sangat gelap seperti arang.
Asteroid Tipe S
Huruf “S” berasal dari kata “Siliceous” (mengandung silika). Merupakan jenis asteroid yang paling umum kedua, sekitar 17%. Banyak ditemukan pada sabuk asteroid bagian dalam, dan semakin menjauhi matahari semakin jarang ditemukan. Mengandung nikel-besi yang bercampur dengan besi-silika dan magnesium-silika. Berwarna lebih cerah.
Asteroid Tipe M
Huruf “M” berasal dari kata “Metallic” (metalik). Merupakan jenis asteroid yang paling umum ketiga. Berwarna cukup terang dan tersusun atas nikel-besi murni. Cenderung ditemukan pada bagian tengah sabuk asteroid.
Asteroid Tipe Lainnya
Selain ketika tipe utama di atas, terdapat juga asteroid tipe A, D, E, P, Q dan R, tetapi sangat jarang. Selain itu juga terdapat sub-tipe B, F, dan G yang merupakan sub-tipe dari tipe C.
Jika diperhatikan, asteroid-asteroid ini kaya akan sumber daya alam. Maka dari itu, banyak sekali wacana dan rencana untuk dapat menambang sumber daya alam di asteroid-asteroid ini.
Kesalahan Pemahaman
Pernah melihat adegan luar angkasa seperti di atas? Sekilas saat disebutkan sabuk asteroid sering kali terbayang gambaran seperti itu bukan?
Kondisi luar angkasa seperti ini mungkin menarik. Namun sayangnya, meskipun pada sabuk asteroid terdapat sangat banyak sekali asteroid, tapi kita seringkali melupakan bahwa sabuk asteroid adalah area yang sangat-sangat luas. Jarak antar asteroidnya pun diperkirakan ratusan ribu kilometer.
Maka dari itu, saat teknisi NASA merencanakan rute wahana antariksa (spacecraft) mereka melewati sabuk asteroid, mereka pun tidak berpikir bahwa wahana antariksa tersebut akan melintas dekat dengan salah satu asteroid.
Kesimpulan
Sabuk asteroid adalah wilayah di tata surya kita yang berisi debu dan batuan angkasa (asteroid) yang terletak di antara orbit Mars dan Jupiter. Sabuk asteroid ini juga seringkali disebut sabuk asteroid utama karena terdapat juga sabuk asteroid yang lain bernama sabuk Kuiper.Ukuran asteroid pada sabuk asteroid bervariasi dari berukuran debu hingga ratusan kilometer, dengan mayoritas berdiameter di bawah satu kilometer.
Dalam film dan animasi, sabuk asteroid seringkali digambarkan sangat padat. Padahal pada kenyataannya sabuk asteroid sangat renggang, jarak antar asteroid pun hingga ratusan ribu kilometer. Meskipun begitu, sabuk asteroid tetaplah wilayah yang menarik di tata surya kita.
Stay curious.
Sumber dan Referensi:
- The Asteroid Belt: Not What You Think! – SciShow Space
- Asteroid Belt: Facts & Formation – Space
- In Depth | Asteroids – NASA Solar System Exploration
- Basics of Space Flight | Section 1, Chapter 1 – NASA Solar System Exploration
- How Dense is the Asteroid Belt? – Universe Today