Energi merupakan salah satu aspek penting bagi manusia. Dengan energilah kita memasak makanan, menanam tanaman, hingga menyalakan Handphone kita. Salah satu bentuk energi, energi listrik, menjadi salah satu urat nadi peradaban manusia modern sekarang. Dari pembangkit listrik disalurkan menuju rumah-rumah dan industri.
Akan tetapi, konversi energi menjadi energi listrik punya konsekuensi dan tantangan. Seperti pembangkit listrik tenaga uap yang menyisakan polusi udara, pembangkit listrik tenaga nuklir yang menyisakan limbah nuklir, hingga pembangkit listrik tenaga surya yang tantangannya adalah belum adanya baterai berkapasitas tinggi untuk menyimpan energi listrik pada malam hari.
Salah satu jawaban dari para imuwan di luar sana adalah pembangkit listrik tenaga fusi nuklir. Tetapi, apa itu fusi nuklir?
Table of Contents
Apa Itu Fusi Nuklir?
Pada umumnya PLTN yang ada di dunia ini merupakan reaktor fisi nuklir, yakni reaktor yang memecah inti atom menjadi atom-atom yang lebih kecil. Sedangkan reaktor fusi nuklir ialah kebalikannya, ia menggabungkan atom-atom kecil menjadi atom yang lebih besar. Kedua reaksi tersebut terjadi nukleosintesis, yakni terbentuknya atom baru.
Setiap perpecahan dan penggabungan atom, selalu ada pelepasan energi dalam prosesnya, biasanya dalam bentuk panas. Energi inilah yang kemudian menguapkan air untuk memutar turbin generator yang menghasilkan listrik. Reaksi fusi nuklir merupakan reaksi yang sama seperti di inti matahari, yang mana pada umumnya atom-atom hidrogen di sana bergabung menjadi helium, karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi.
Apakah Reaktor Fusi Nuklir Worth It?
1. Efisiensi
Jika kita sudah dapat merancang reaktor fusi nuklir dengan tepat dan maksimal, reaktor tersebut akan sangat efisien. Bahkan satu gelas air yang digunakan untuk fusi nuklir dapat memproduksi energi yang setara dengan membakar 100 liter minyak, tanpa polusi yang berarti.
2. Bahan
Pada PLTN saat ini, bahan yang digunakan ialah Uranium-235 atau Plutonium-239 yang mana keduanya sangat bersifat radioaktif dan mahal. Sedangkan pada fusi nuklir, bahan yang digunakan adalah hidrogen dan/atau helium, yang mana kita tahu, terdapat banyak di dalam air. Tetapi hidrogen yang digunakan hanya isotop hidrogen tertentu yang disebut Deuterium dan Tritium.
Deuterium terdapat banyak dalam air laut, sedangkan Tritium yang bersifat radioaktif sangatlah langka dan mahal. Karena Tritium langka, Tritium dapat diganti dengan Helium-3. Meskipun Helium-3 juga langka, akan tetapi terdapat spekulasi bahwa terdapat Helium-3 yang melimpah di permukaan bulan karena terpapar radiasi matahari selama jutaan tahun tanpa atmosfer.
3. Keamanan
Mungkin membangun reaktor seperti ini terasa berbahaya. Akan tetapi, reaktor fusi nuklir bukan seperti reaktor di PLTN pada umumnya. Jika pengaman rusak, maka plasma pada reaktor fusi tidak akan semakin panas lalu meledak seperti pada PLTN, melaikan akan mendingin dengan sendirinya lalu berhenti bereaksi.
4. Polusi
Reaktor fusi memang mengeluarkan limbah radioaktif. Akan tetapi, dalam satu penggunaan, hanya digunakan beberapa gram sehingga pencemaran tersebut sangatlah mudah terlarut secara alami terutama oleh air. Hal ini tentunya berlawanan dengan pembangkit listrik pada umumnya yang bahkan menggunakan berton-ton bahan untuk hasil yang sama.
Energi Listrik Tenaga Fusi Nuklir Sangat Menjanjikan, Mengapa Belum Ada?
Fusi nuklir memang merupakan sumber energi yang begitu efisien, bahan yang melimpah, aman, dan minim polusi. Tetapi, tantangan utama dari membuatnya tersedia untuk publik adalah biaya. Saat ini, fusi nuklir masih dalam tahap eksperimen dan jauh dari hasil akhir. Kalaupun berhasil, kemungkinan biayanya pembangunannya akan sangat mahal. Biaya penelitian dan pengembangan yang begitu mahal membuatnya progressnya sangat lambat.
Tantangan utamanya teknologi fusi ialah bahwa teknologi ini belum dapat dibuktikan dengan pasti “kelayakannya” untuk digunakan secara publik dan komersial. Hal ini membuat tidak banyak negara yg mau berinvestasi dalam pengembangan sumber energi masa depan ini. Karena jika dipikir sekilas, lebih baik uang tersebut digunakan untuk pengembangan lebih lanjut teknologi energi bersih yang sudah terbukti dan ada misalnya seperti tenaga pasang surut air dan sel surya. Karena minimnya biaya riset, faktanya teknologi ini bahkan sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1946 hingga sekarang.
Kesimpulan
Fusi nuklir merupakan salah satu sumber energi masa depan yang sangat menjanjikan. Sifatnya yang sangat eco-friendly tentu dapat menjawab problematika-problematika pembangkit listrik konvensional yang saat ini tersedia. Tetapi biaya terkadang memang menjadi penghalang. Uang miliaran dolar untuk pengembangan teknologi fusi yang ideal, bisa jadi lebih baik diinvestasikan dalam sumber energi eco-friendly yang sudah terbukti dan tersedia.
Teknologi nuklir sebaik ini mungkin tidak akan kita dapatkan dalam waktu dekat. Sehingga alternatif yang sudah terbukti lebih baik seperti teknologi nuklir konvensional yang kita punya sering kali diajukan sebagai pengganti yang paling tepat. Meskipun pada kenyataanya sumber energi yang ada sekarang merupakan alternatif terbaik, masih banyak pro kontra yang terjadi di masyarakat dunia mengenai bahaya energi nuklir dan keunggulan energi nuklir.
Sumber dan Referensi: