Ketimpangan Sosial Dalam Masyarakat: Pengertian dan Faktor Penyebabnya

ketimpangan sosial
Mumbai, Índia. Image © Johnny Miller Photography

A. Pengertian Ketimpangan Sosial

Sederhananya, ketimpangan sosial adalah ketidakseimbangan yang terjadi dalam masyarakat. Ketimpangan sosial terlihat jelas dengan adanya jarak atau gap di antara golongan-golongan dalam masyarakat. Meskipun perbedaan merupakan sesuatu yang wajar, tingkat perbedaan dalam kasus ketimpangan sosial terlihat sangat mencolok.

B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ketimpangan Sosial

Singkatnya, faktor-faktor yang memengaruhi ketimpangan sosial yaitu:

  1. Perbedaan sumber daya alam
  2. Letak dan kondisi geografis
  3. Faktor globalisasi
  4. Kebijakan publik
  5. Perbedaan kondisi demografis
  6. Faktor internal individu/kelompok

Uraian singkat dari masing-masing faktor sebagai berikut.

1. Perbedaan Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah segala hal yang berasal dari alam dan dimanfaatkan demi kelangsungan hidup manusia. Diantara sumber daya alam yaitu hewan, tumbuhan, air, tanah, udara, dan semua yang terkandung di dalamnya.

Sumber daya ini tidak tersebar merata di setiap daerah. Setiap daerah memiliki keistimewaan tersendiri terkait kepemilikan sumber daya alam. Contohnya, hanya daerah-daerah tertentu yang memiliki sumber daya alam berupa minyak bumi, seperti Provinsi Riau, Laut Jawa, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Sumatra Selatan, dan Papua Barat.

2. Letak dan Kondisi Geografis

Letak geografis adalah letak suatu negara atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Misalnya, letak Indonesia berada di Benua Asia dan Australia serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Kondisi geografis adalah kondisi yang terdapat di suatu daerah, misalnya dataran tinggi, pegunungan, bukit, dataran rendah, dan lembah.

Ditinjau dari letak geografis, Indonesia berada di posisi silang antara dua benua dan dua samudra. Posisi tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Salah satunya yaitu Indonesia menjadi tepat persinggahan dalam jalur lalu lintas perdagangan dunia.

Kondisi geografis dapat menimbulkan ketimpangan sosial suatu daerah. Penduduk yang tinggal di dataran rendah dan dataran tinggi memiliki perbedaan dalam menjalankan aktivitas sosialnya. Masyarakat setiap daerah akan berproses dan berubah sesuai kondisi geografis daerahnya.

Daerah dataran rendah umumnya lebih mudah dibangun berbagai infrastruktur dan dikembangkan sebagai lahan pertanian ataupun lahan perindustrian.

Sedangkan daerah dataran tinggi sering terkendala oleh bentang alam yang menanjak dan tidak merata. Akibatnya, perlu waktu dan proses panjang dalam melakukan pembangunan. Selain itu, tidak semua lahan di dataran tinggi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Perbedaan dalam pembangunan tersebutlah yang dapat menimbulkan ketimpangan sosial.


3. Faktor Globalisasi

Globalisasi merupakan proses peningkatan hubungan saling ketergantungan masyarakat dunia (Anthony Giddens). Globalisasi memberikan dampak yang membangun bagi negara dan masyarakatnya, misalnya terjadi transfer teknologi, pangsa pasar semakin luas, dan persebaran arus informasi semakin cepat.

Negara yang mampu menyikapi globalisasi secara bijak akan merasakan manfaat globalisasi dan mencapai kemajuan. Sebaliknya, negara yang tidak mampu memanfaat pengaruh globalisasi secara bijak, tidak akan mampu mengambil kesempatan yang ditawarkan globalisasi, bahkan akan mengalami ketertinggalan.

Karena globalisasi adalah proses yang berkelanjutan, masyarakat yang menolak atau kurang mampu menyikapi globalisasi dengan bijak akan semakin jauh tertinggal.

4. Kebijakan Publik

Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibuah\t oleh pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam masyarakat. Dengan kebijakan publik, pemerintah mengambil keputusan yang memiliki makna dan tujuan yang baik. Meskipun demikian, tidak selamanya kebijakan publik sesuai dengan harapan masyarakat. Kebijakan pemerintah dapat menimbulkan perubahan yang tidak diharapkan (unplanned social change) ketika kebijakan tersebut dilaksanakan.

Contohnya adalah kebijakan kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM, berbanding lurus dengan kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Ketika harga BBM naik, harga sayuran, sembako, dan tarif angkutan umum cenderung mengalami kenaikan, sedangkan pendapatan per kapita cenderung stagnan. Namun, ketika harga BBM turun, belum tentu harga-harga kebutuhan yang sebelumnya naik juga akan ikut turun. Kondisi inilah yang memperbesar ketimpangan sosial-ekonomi dalam masyarakat.

5. Perbedaan Kondisi Demografis

Kondisi demografis adalah kondisi masyarakat yang menunjukkan tingkat pertumbuhan dan struktur kependudukan, tingkat usia, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, perbedaan kondisi ketenagakerjaan, serta segala aspek yang berkaitan dengan penduduk.

Setiap daerah memiliki kondisi demografi masing-masing. Sebagai contoh, daerah A memiliki kondisi geografis berupa penduduk padat, tingkat pendidikan tinggi, dan kondisi ketenagakerjaan yang heterogen. Adapun kondisi demografis daerah B kebalikan dari kondisi demografis daerah A. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kedua daerah dapat menimbulkan ketimpangan pembangunan antarwilayah.

6. Faktor Internal Individu/Kelompok

Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh faktor internal individu/kelompok. Dari faktor internal yaitu sikap dan tindakan individu/kelompok itu sendiri.

Sebagai contoh, kemauan kelompok masyarakat untuk menerima perubahan. Misalnya, terdapat Suku Baduy yang cenderung tidak menerima perubahan dan perkembangan teknologi dengan alasan untuk menjaga kelestarian alam, adat, dan budaya Suku Baduy. Hal ini tentu akan menimbulkan ketimpangan sosial dengan masyarakat yang secara terbuka menerima perubahan dan kemajuan teknologi.

Kamu bisa membaca contoh ketimpangan sosial di Contoh Ketimpangan Sosial Dalam Masyarakat.

Tinggalkan komentar