Ketimpangan sosial adalah ketidakseimbangan yang terjadi dalam masyarakat. Ketimpangan sosial terlihat jelas dengan adanya jarak atau gap di antara golongan-golongan dalam masyarakat. Meskipun perbedaan merupakan sesuatu yang wajar, tingkat perbedaan dalam kasus ketimpangan sosial terlihat sangat mencolok.
Kamu bisa membaca faktor penyebabnya di Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial.
Daftar Isi
Contoh Ketimpangan Sosial Dalam Masyarakat
Terdapat banyak sekali ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat, ketimpangan sosial yang paling kentara ialah di sektor ekonomi.
Contoh ketimpangan sosial di bidang ekonomi yaitu tidak meratanya distribusi kekayaan dan pendapatan serta adanya “privilege” pada golongan kaya yang membuatnya memiliki “hak” istimewa tertentu di berbagai hal dan kesempatan.
Singkatnya, beberapa contoh ketimpangan sosial yaitu:
- Ketimpangan antara golongan kaya dan miskin
- Ketimpangan pemilik modal dan buruh
- Ketimpangan pembangunan
- Ketimpangan kesempatan
Dalam sektor pendidikan contohnya yaitu mahalnya biaya pendidikan, tidak meratanya tenaga pengajar, dan tidak meratanya pembangunan pendidikan
Dalam sektor kesehatan contohnya yaitu mahalnya biaya kesehatan, tidak meratanya tenaga medis, dan tidak meratanya pembangunan infrastruktur kesehatan - Ketimpangan budaya lokal dan budaya global
Uraian singkat dari masing-masing contoh adalah sebagai berikut.
1. Ketimpangan antara Golongan Kaya dan Miskin
Menurut Soerjono Soekanto, ukuran kekayaan dilihat dari kepemilikan harta, rumah, kendaraan, tanah, cara berpakaian, hingga kebiasaan pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. Badan Pusat Statistik menentukan indikator kemiskinan dengan melihat persentase jumlah minimal uang yang dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan pokok (papan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
Timbulnya ketimpangan sosial antara golongan kaya dan miskin dapat disebabkan oleh faktor pertumbuhan masyarakat menengah ke atas yang menanjak naik, adanya krisis global, rendahnya tingkat pendidikan, dan mental miskin yang dimiliki masyarakat.
2. Ketimpangan Pemilik Modal dan Buruh
Pemilik modal adalah individu atau kelompok yang memiliki modal untuk melakukan suatu kegiatan yang terstruktur. Buruh adalah individu yang bekerja dalam kegiatan yang dilakukan pemilik modal.
Bentuk ketimpangan antara buruh dan pemilik modal berkaitan dengan jaminan upah yang diterima buruh. Realitasnya, upah butuh telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Upah minimum regional (UMR) setiap daerah berbeda-beda. Perbedaan ini disesuaikan dengan faktor-faktor tertentu seperti tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah , kondisi pasar kerja, dan kebutuhan hidup masyarakat di daerah tersebut.
Ketimpangan sosial semakin besar ketika banyak pemilik modal yang tidak memberikan upah sesuai standar upah yang ditetapkan pemerintah daerah.
3. Ketimpangan Pembangunan
Di Indonesia, masih banyak daerah-daerah yang kesulitan untuk memperoleh air bersih, listrik memadai, dan sarana prasarana lainnya. Masih adanya kesulitan memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut menunjukkan masih terjadinya ketimpangan pembangunan.
4. Ketimpangan Kesempatan
Setiap anggota masyarakat seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan. Namun, pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang kesulitan untuk memperoleh salah satu bahkan keduanya seperti masyarakat-masyarakat pedalaman dan 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
a. Contoh Ketimpangan Sosial di Bidang Pendidikan
Pendidikan yang dikenal sebagai social elevator yang selalu menjalankan fungsi utamanya yaitu mempersiapkan individu mencari nafkah, mengembangkan bakat, dan melestarikan budaya. Semakin tinggi seseorang mengenyam bangku pendidikan, semakin besar kesempatan untuk dapat melakukan mobilitas sosial vertikal. Contohnya, kesempatan bekerja di perusahaan besar memiliki seorang sarjana dibandingkan lulusan SMA ataupun di bawahnya.
Menurut Mike Verawati Tangka, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial dalam dunia pendidikan sebagai berikut.
1) Pengaruh Globalisasi
Percepatan perubahan sosial akibat globalisasi sering tidak dapat diikuti oleh lembaga pendidikan di daerah.
2) Pembangunan Infrastruktur Pendidikan yang Tidak Merata
Akibat kondisi geografis Indonesia, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia menjadi lebih sulit dan tidak merata.
3) Ketersediaan Tenaga Pengajar
Banyak tenaga pengajar terkonsentrasi di perkotaan, sedangkan di daerah pedesaan, perbatasan, maupun daerah pedalaman masih sangat minim.
4) Mahalnya Biaya Sekolah Setiap Jenjang
Biaya pendidikan yang setiap tahun meningkat menyebabkan masyarakat menengah ke bawah terpaksa bekerja keras agar dapat menyekolahkan anaknya pada jenjang sekolah lanjutan. Lulusan SMA belum tentu dapat melanjutkan ke perguruan tinggi akibat biaya yang mahal.
b. Contoh Ketimpangan Sosial di Bidang Kesehatan
Setiap orang memiliki hak yang sama dalam mengakses layanan kesehatan. Kesehatan merupakan unsur utama dalam kehidupan karena sangat menunjang aktivitas manusia. Kesehatan merupakan salah satu indikator penilaian Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI).
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial dalam dunia pendidikan sebagai berikut.
1) Biaya Kesehatan yang Mahal
Sehat memang mahal harganya. Masyarakat sering terbebani biaya pengobatan. Bahkan, biaya pengobatan menjadi beban kedua bagi pasien selain penyakit yang dideritanya. Kenaikan biaya rumah sakit disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan seperti privatisasi rumah sakit, mahalnya biaya pembuatan obat, dan biaya dokter.
2) Keterbatasan Infrastruktur
Balai pengobatan seperti puskesmas, klinik, dan rumah sakit tidak tersebar merata. Jumlah klinik pengobatan terbatas terutama di daerah-daerah terpencil. Selain itu, keterbatasan alat medis menyebabkan puskesmas dan rumah sakit tidak dapat mengobati beberapa jenis penyakit.
3) Kurangnya Tenaga Medis
Tidak hanya obat dan fasilitas pengobatan yang dibutuhkan, keberadaan tenaga medis yang selalu siap untuk menangani keluhan pasien juga dibutuhkan. Tenaga medis tidak hanya dokter, tetapi juga bidan/perawat, apoteker, dan ahli gizi. Banyak tenaga medis terkonsentrasi di perkotaan, sedangkan daerah pedesaan, perbatasan, dan daerah pedalaman masih sangat kekurangan. Jika kondisi ini berlangsung terus-menerus dapat menimbulkan ketimpangan sosial.
5. Ketimpangan Budaya Lokal dan Budaya Global
Ketimpangan budaya di sini artinya adalah ketidaksepadanan posisi budaya yang dijalani oleh masyarakat. Banyak budaya dari luar negeri diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia sebagai budaya yang kreatif, populer, keren, dan “wah”. Secara tidak langsung, budaya-budaya tersebut menginginkan agar masyarakat terutama generasi muda Indonesia turut mengonsumsi, mengikuti, dan menyukai budaya baru tersebut. Budaya-budaya baru yang diikuti masyarakat dunia inilah yang disebut pop culture (budaya populer).