Laporan Praktikum Kimia Dasar Stoikiometri

Laporan Praktikum Kimia Dasar Pemisahan dan Pemurnian

Laporan Praktikum Kimia Dasar Pembuatan Larutan

Laporan Praktikum Kimia Dasar Kromatografi

Laporan Praktikum Kimia Dasar Stoikiometri

Laporan Praktikum Kimia Dasar Laju Reaksi

Laporan Praktikum Kimia Dasar Sifat-Sifat Unsur

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tak pernah lepas dari yang namanya hitungan, termasuk dalam kita mempelajari ilmu kimia. Perhitungan ini meliputi misalnya berapa banyak bahan reaktan yang diperlukan bila ingin memperoleh sejumlah produk tertentu. Atau sebaliknya, bila tersedia sejumlah bahan reaktan berapa hasil produk maksimal yang dapat diperoleh. Yang mana dalam perhitungannya menyangkut reaksi-reaksi kimia. Masalah tersebut dapat kita pecahkan dengan stoikiometri. Stoikiometri sendiri merupakan hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terkait dalam suatu reaksi kimia. Sedangkan reaksi stoikiometri adalah suatu reaksi yang semua reaktan nya habis bereaksi dan reaksi non stoikiometri adalah suatu reaksi yang salah satu diantaranya tidak habis bereaksi (bersisa) dan reaktan yang lain habis bereaksi.

Pada stoikiometri persamaan reaksi akan sangat dibutuhkan dalam pembuatan reaksi dan perhitungannya dalam kehidupan sehari-hari ilmu kimia sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang industri seperti industri, tekstil makanan, dan industri farmasi. Dalam industri farmasi dan obat-obatan dihasilkan barang yang berupa obat, baik dalam bentuk padat maupun cair. Pembuatan obat-obatan tersebut biasanya dilakukan dengan reaksi kimia dan melibatkan perhitungan kimia yang rumit. Selain itu hubungan kuantitatif zat-zat dalam reaksi kimia juga sangat berpengaruh dalam perhitungan kimia.

Oleh karena itu praktikum kali ini diperlukan untuk memahami lebih dalam mengenai prinsip dan cara kerja dari stoikiometri dalam hal ini untuk mengetahui hasil reaksi dari sistem NaOH dan HCl beserta jumlahnya dan perubahan temperatur sistem tersebut, untuk mengetahui hasil reaksi dan sistem NaOH dan H2SO4 beserta jumlahnya dan perubahan temperatur sistem tersebut, serta untuk mengetahui konsep dari reaksi stoikiometri dan reaksi non stoikiometri.

[inline_ads]

1.2 Tujuan Percobaan

  1. Untuk mengetahui teknik atau cara dalam perhitungan jumlah produk reaktan dalam sebuah reaksi stoikiometri.
  2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi stoikiometri.
  3. Untuk mengetahui konsep dari reaksi stoikiometri dan reaksi non stoikiometri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia didasarkan pada hukum hukum dasar dan persamaan reaksi. Sederhananya stoikiometri merupakan pokok bahasan dalam ilmu kimia. Reaktan itu sendiri adalah zat yang diperoleh sebagai hasil reaksi kimia (Chang, 2005).

Stoikiometri bergantung pada kenyataan bahwa unsur unsur berperilaku dengan cara yang dapat diprediksi, dan materi yang tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, karena itu ketika unsur digabungkan menghasilkan reaksi kimia, sesuatu yang dikenal dan spesifik yang akan terjadi dan hasil reaksi dapat diprediksi berdasarkan unsur unsur yang terlibat. Stoikiometri dapat menemukan bagaimana unsur unsur dan komponen diencerkan dalam larutan yang konsentrasinya diketahui, bereaksi dalam kondisi eksperimen (Syukri,1999).

Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan neutron Yang tidak bermuatan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Ione adalah sebuah atom atau sekelompok atom yang mempunyai muatan. Terbagi menjadi kation dan Anion. Kation adalah ion yang mempunyai muatan positif dikit Anion adalah ion yang mempunyai muatan negatif. Sedangkan molekul adalah suatu kumpulan atau mie terdiri dari sedikitnya dua atom dalam susunan tertentu yang terikat bersama oleh ikatan kimia. Molekul terbagi menjadi molekul diatomik dan molekul Poliatomik. Poliatomik adalah suatu molekul yang memiliki atom-atom yang berbeda jenis misalnya seperti molekul H2SO4  dan lain sebagainya (Syukri,1999).

[inline_ads]

Stoikiometri yang menangani aspek aspek kuantitatif dari reaksi kimia menjadi metodologi dasar dari kimia. Semua hukum fundamental kimia dari hukum kekekalan massa , Hukum perbandingan tetap hingga hukum reaksi gas semuanya sudah didasari oleh Stoikiometri. Hukum-hukum fundamental ini merupakan dasar teori atom dan secara kau efisien dijelaskan dengan teori atom. Namun, secara menarik untuk dicatat bahwa konsep ekuivalen digunakan sebelum teori atom dikenalkan. Hukum tersebut antara lain :

a.) Hukum Kekekalan massa
Ditemukan oleh Antonio Lorraine Lavoisier. Hukum kekekalan massa sendiri merupakan suatu hukum yang menyatakan bahwa masa dari suatu sistem tertutup akan terus konstan meskipun telah terjadi berbagai macam proses di dalam suatu sistem tertutup tersebut. Masa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.

b.) Hukum Perbandingan Tetap
Ini adalah Senin hukum yang menyatakan bahwa suatu senyawa kimia terdiri dari suatu senyawa kimia yang terdiri dari unsur unsur dengan perbandingan massa yang selalu tepat masanya atau sama.

c.) Hukum Perbandingan Ganda
Pada tahun 1084 John Dalton Adalah orang yang pertama kali meneliti tentang adanya kasus perbandingan tertentu pada suatu unsur unsur yang dapat dikenal dengan sebutan perbandingan tetap. Hukum dalton sendiri berbunyi “Bila dua macam unsur yang sama banyaknya, maka unsur nya berikut dalam senyawa tersebut akan berbanding sesuai bilangan positif dan secara sederhana.”

d.) Hukum Perbandingan Volume
Ini menyatakan bahwa volume gas nyata apapun sangat kecil dibandingkan dengan volume yang ditempati nya. Bila anggapan tersebut benar adanya, maka volume gas sebanding dengan jumlah molekul gas yang berada dalam ruangan tersebut.

e.) Hukum Avogadro
Hukum ini berbunyi “Pada suhu dan tekanan yang tetap, Maka semua gasnya nya sama akan mengandung molekul yang sama cacahnya”. Artinya, jumlah molekul atom-atom dalam suatu volume gas tidak tergantung pada ukuran atau massa dan molekul gas.

[inline_ads]

f.) Hukum Boyle
Hukum boyle ini berbunyi “ Bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup akan berbanding terbalik dengan tekanan nya.”

g.) Hukum Boyle-Gay lussac
Hukum ini memiliki bunyi “Bagi suatu kuantitas suatu gas ideal, hasil kali dari volume dan tekanan nya dapat dibagi dengan temperatur mutlaknya dan menghasilkan hasil yang konstan.”

(Petrucci, 1987).

Sifat fisik dan kimia bahan dari bahan bahan yang dipakai pada saat praktikum stoikiometri kali ini adalah sebagai berikut:

a) Larutan Naoh 0,1 M
Larutan ini berwarna putih, masa melebur, berbentuk padat, serpihan, atau batang, memiliki bau, sangat basa, mudah rapuh dan mudah larut dalam air maupun pada etanol.

b) Larutan HCl 0,1 M
Larutan ini merupakan larutan yang akan berasap tebal bila berada pada udara yang Lebak, gas yang dihasilkan HCl berwarna kuning, dapat larut dalam Alkali, hidrolisis Kloroform, dan Encer, merupakan oksidator yang kuat, beracun bagi Pernapasan, berbau tajam dan khas dan pada suhu kamar.

c) Larutan H2SO4 0,1 M
Larutan ini memiliki sifat dan wujud yang berminyak, sangat Korosif, bersifat racun, dapat melarutkan semua logam, larut dan terpisah dalam air, dapat melarutkan panas, dapat menyebabkan iritasi, luka bakar maupun ledakan, H2SO4 berwarna bening dan mudah larut dalam air dingin.

(Nurhayati, 2010).

[inline_ads]

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-Alat

  • Gelas Kimia 100 ml
  • Gelas ukur 25 ml
  • Termometer
  • Alat tulis
  • Pipet tetes
  • Kertas label

3.1.2 Bahan

  • Larutan NaOH 0,1 M
  • Larutan HCl 0,1 M
  • Larutan H2SO4 0,1 M

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Stoikiometri Sistem NaOH-HCl

  • Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 Ml secara bergantian berturut-turut larutan NaOH 0,1 M volume 2,5 mL, 7,5 mL, 10 mL, dan 12,5 mL.
  • Diukur masing-masing suhunya.
  • Dimasukkan larutan HCl ke dalam NaOH sehingga volume campurannya menjadi 15 mL.
  • Diukur suhu campuran larutan tersebut.

3.2.2 Stoikiometri Sistem NaOH-H2SO4

  • Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 Ml secara bergantian berturut-turut larutan NaOH 0,1 M volume 2,5 mL, 5 mL, 7,5 mL, 10 mL, dan 12,5 mL.
  • Diukur masing-masing suhunya.
  • Dimasukkan larutan H2SO4 0,1 M ke dalam gelas kimia berturut-turut dengan volume 12,5 mL, 10 mL, 7,5 mL, 5 mL, dan 2,5 mL.
  • Diukur masing-masing suhunya.
  • Dicampur larutan H2SO4 kedalam NaOH sehingga volume campurannya menjadi 15 mL.Diukur suhu campuran larutan tersebut.

[inline_ads]

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

4.1.1 Sistem NaOH-HCl

Tabel 4.1 Sistem NaOHHCl

NomL NaOHmL HClSuhu NaOHSuhu HClSuhu Campuran
12,512,529ºC29ºC29ºC
251028ºC28ºC27ºC
37,57,528ºC28ºC27ºC
410528ºC27ºC28ºC
512,52,527ºC29ºC28ºC

4.1.2 Sistem NaOH-H2SO4

Tabel 4.1 Sistem NaOHH2SO4

NomL NaOHmL H2SO4Suhu NaOHSuhu H2SO4Suhu Campuran
12,512,529ºC29ºC29ºC
251028ºC28ºC28ºC
37,57,528ºC28ºC28ºC
410528ºC28ºC28ºC
512,52,529ºC28ºC29ºC

[inline_ads]

4.2 Reaksi

4.2.1 NaOH dan HCl

NaOH + HCl → NaCl + H_2O

4.2.2 NaOH dan H2SO4

2NaOH + H2SO4 → Na_2SO_4 + 2H_2O

4.3 Perhitungan

4.3.1 Sistem NaOH-HCl

\begin{aligned}
Mol_{NaOH}&= V_{NaOH} \times M_{NaOH} \\
&= 2,5 \times 0,1 \\
&= 0,25 \space mmol \\
\\
Mol_{HCl}&=V_{HCl} \times M_{HCl} \\
&=12,5 \times 0,1 \\
&=1,25 \space mmol \\
\end{aligned}
ReaksiNaOHHClNaClH2O
Mula-mula0,25 mmol1,25 mmol
Bereaksi0,25 mmol0,25 mmol0,25 mmol0,25 mmol
Setimbang0 mmol1 mmol0,25 mmol0,25 mmol

Peraksi pembatas = NaOH
Pereaksi sisa = HCl
Jenis reaksi = Non Stoikiometri

[inline_ads]

\begin{aligned}
Mol_{NaOH}&= V_{NaOH} \times M_{NaOH} \\
&= 5 \times 0,1 \\
&= 0,5 \space mmol \\
\\
Mol_{HCl}&=V_{HCl} \times M_{HCl} \\
&=10 \times 0,1 \\
&=1 \space mmol \\
\end{aligned}
ReaksiNaOHHClNaClH2O
Mula-mula0,5 mmol1 mmol
Bereaksi0,5 mmol0,5 mmol0,5 mmol0,5 mmol
Setimbang0 mmol0,5 mmol0,5 mmol0,5 mmol

Peraksi pembatas = NaOH
Pereaksi sisa = HCl
Jenis reaksi = Non Stoikiometri

\begin{aligned}
Mol_{NaOH}&= V_{NaOH} \times M_{NaOH} \\
&= 7,5 \times 0,1 \\
&= 0,75 \space mmol \\
\\
Mol_{HCl}&=V_{HCl} \times M_{HCl} \\
&=7,5 \times 0,1 \\
&=0,75 \space mmol \\
\end{aligned}
ReaksiNaOHHClNaClH2O
Mula-mula0,75 mmol0,75 mmol
Bereaksi0,75 mmol0,75 mmol0,75 mmol0,75 mmol
Setimbang0 mmol0 mmol0,75 mmol0,75 mmol

Peraksi pembatas = –
Pereaksi sisa = –
Jenis reaksi = Stoikiometri

[inline_ads]

\begin{aligned}
Mol_{NaOH}&= V_{NaOH} \times M_{NaOH} \\
&= 10 \times 0,1 \\
&= 1 \space mmol \\
\\
Mol_{HCl}&=V_{HCl} \times M_{HCl} \\
&=5 \times 0,1 \\
&=0,5 \space mmol \\
\end{aligned}
ReaksiNaOHHClNaClH2O
Mula-mula1 mmol0,5 mmol
Bereaksi0,5 mmol0,5 mmol0,5 mmol0,5 mmol
Setimbang0,5 mmol0 mmol0,5 mmol0,5 mmol

Peraksi pembatas = HCl
Pereaksi sisa = NaOH
Jenis reaksi = Non Stoikiometri

\begin{aligned}
Mol_{NaOH}&= V_{NaOH} \times M_{NaOH} \\
&= 12,5 \times 0,1 \\
&= 1,25 \space mmol \\
\\
Mol_{HCl}&=V_{HCl} \times M_{HCl} \\
&=2,5 \times 0,1 \\
&=0,25 \space mmol \\
\end{aligned}
ReaksiNaOHHClNaClH2O
Mula-mula1,25 mmol0,25 mmol
Bereaksi0,25 mmol0,25 mmol0,25 mmol0,25 mmol
Setimbang1 mmol0 mmol0,25 mmol0,25 mmol

Peraksi pembatas = HCl
Pereaksi sisa = NaOH
Jenis reaksi = Non Stoikiometri

[inline_ads]

4.3.2 Sistem NaOH-H2SO4

\begin{aligned}
Mol_{NaOH}&= V_{NaOH} \times M_{NaOH} \\
&= 2,5 \times 0,1 \\
&= 0,25 \space mmol \\
\\
Mol_{H_2SO_4}&=V_{HCl} \times M_{H_2SO_4} \\
&=12,5 \times 0,1 \\
&=1,25 \space mmol \\
\end{aligned}
Reaksi2NaOHH2SO4Na2SO42H2O
Mula-mula0,25 mmol1,25 mmol
Bereaksi0,25 mmol0,25 mmol0,25 mmol0,25 mmol
Setimbang0 mmol1 mmol0,25 mmol0,25 mmol

Peraksi pembatas = NaOH
Pereaksi sisa = H2SO4
Jenis reaksi = Non Stoikiometri

\begin{aligned}
Mol_{NaOH}&= V_{NaOH} \times M_{NaOH} \\
&= 5 \times 0,1 \\
&= 0,5 \space mmol \\
\\
Mol_{H_2SO_4}&=V_{HCl} \times M_{H_2SO_4} \\
&=10 \times 0,1 \\
&=1 \space mmol \\
\end{aligned}
Reaksi2NaOHH2SO4Na2SO42H2O
Mula-mula0,5 mmol1 mmol
Bereaksi0,5 mmol0,5 mmol0,5 mmol0,5 mmol
Setimbang0 mmol0,5 mmol0,5 mmol0,5 mmol

Peraksi pembatas = NaOH
Pereaksi sisa = H2SO4
Jenis reaksi = Non Stoikiometri

[inline_ads]

\begin{aligned}
Mol_{NaOH}&= V_{NaOH} \times M_{NaOH} \\
&= 7,5 \times 0,1 \\
&= 0,75 \space mmol \\
\\
Mol_{H_2SO_4}&=V_{HCl} \times M_{H_2SO_4} \\
&=7,5 \times 0,1 \\
&=0,75 \space mmol \\
\end{aligned}
Reaksi2NaOHH2SO4Na2SO42H2O
Mula-mula0,75 mmol0,75 mmol
Bereaksi0,75 mmol0,375 mmol0,375 mmol0,75 mmol
Setimbang0 mmol0,375 mmol0,375 mmol0,75 mmol

Peraksi pembatas = NaOH
Pereaksi sisa = H2SO4
Jenis reaksi = Non Stoikiometri

\begin{aligned}
Mol_{NaOH}&= V_{NaOH} \times M_{NaOH} \\
&= 10 \times 0,1 \\
&= 1 \space mmol \\
\\
Mol_{H_2SO_4}&=V_{HCl} \times M_{H_2SO_4} \\
&=5 \times 0,1 \\
&=0,5 \space mmol \\
\end{aligned}
Reaksi2NaOHH2SO4Na2SO42H2O
Mula-mula1 mmol0,5 mmol
Bereaksi1 mmol0,5 mmol0,5 mmol1 mmol
Setimbang0 mmol0 mmol0,5 mmol1 mmol

Peraksi pembatas = –
Pereaksi sisa = –
Jenis reaksi = Stoikiometri

[inline_ads]

\begin{aligned}
Mol_{NaOH}&= V_{NaOH} \times M_{NaOH} \\
&= 12,5 \times 0,1 \\
&= 1,25 \space mmol \\
\\
Mol_{H_2SO_4}&=V_{HCl} \times M_{H_2SO_4} \\
&=2,5 \times 0,1 \\
&=0,25 \space mmol \\
\end{aligned}
Reaksi2NaOHH2SO4Na2SO42H2O
Mula-mula1,25 mmol0,25 mmol
Bereaksi0,5 mmol0,25 mmol0,25 mmol0,5 mmol
Setimbang0,75 mmol0 mmol0,25 mmol0,5 mmol

Peraksi pembatas = H2SO4
Pereaksi sisa = NaOH
Jenis reaksi = Non Stoikiometri

4.4 Pembahasan

Stoikiometri pada praktikum kali ini adalah suatu perhitungan kimia yang menyangkut tentang hubungan kuantitatif antara zat yang terlibat dalam reaksi yang dilakukan titik dalam reaksi stoikiometri sendiri reaksi yang berada di dalam reaksi kimia tersebut harus habis bereaksi dalam reaksi kimia tersebut sehingga tidak ada mol sisa dalam reaksi tersebut atau tidak adanya pereaksi pembatas.

[inline_ads]

Pada percobaan pertama yaitu percobaan dengan sistem NaOH HCl pertama dimasukkan larutan NaOH ke dalam gelas kimia 100 ml volume berurutan yaitu 2,5 Ml, 5,5 Ml, 7,5 Ml, 10 Ml, 12,5 Ml. Setelah dimasukkan langsung diukur suhunya masing-masing. untuk volume sebesar 2,5 Ml suhu yang diukur menggunakan termometer mendapat hasil berturut-turut yaitu 29°C, 28°C, 28°C, 28° C dan 27°C. pada gelas kimia yang lain di tuangkan larutan HCl dengan volume yang berurutan juga tetapi mulai dari 12,5 Ml, 10 Ml, 7,5 Ml, 5 Ml, dan 2,5 Ml, kemudian diukur masing-masing suhunya dan mendapatkan hasil berturut-turut yaitu 29°C, 28°C, 28°C, 27°C dan 29°C. setelah masing-masing larutan telah diukur suhunya hasil yang berbeda maka kedua larutan Itu dicampur hingga mencapai volume 15 Ml kemudian diukur lagi suhu campuran dari kedua larutan tersebut menggunakan termometer lalu didapatkan hasil yang diurutkan dimulai dari percobaan yang pertama sampai yang kelima yaitu sebesar 29°C, 27°C, 27°C, 27°C, 28°C, dan 28°C.

Pada percobaan yang kedua yaitu percobaan dengan sistem NaOH H2SO4 pertama dimasukkan larutan ke dalam gelas kimia 100 ml dan volume berurutan yaitu dimulai dari 2,5 Ml, 5 Ml, 7,5 Ml, 10 Ml, dan 12,5 Ml. Setelah dimasukkan, langsung diukur suhunya masing-masing. untuk volume masing-masing, suhu yang diukur menggunakan termometer mendapat hasil berturut-turut yaitu 29°C, 28°C, 28°C, 28°C dan 29°C. pada gelas kimia yang lain dituangkan larutan H2SO4 dengan volume yang berurutan juga tetapi mulai dari 12,5 Ml, 10 Ml, 7,5 Ml, 5 Ml, dan 2,5 Ml. Kemudian diukur masing-masing sukunya dan mendapatkan hasil berturut-turut yaitu 29°C, 28°C, 28°C, 28°C dan 28°C. Setelah masing-masing larutan telah diukur suhunya yang masing-masing berbeda maka kedua larutan Itu dicampur hingga mencapai volume 15 Ml kemudian diukur lagi suhu campuran dari kedua larutan tersebut menggunakan termometer lalu didapatkan hasil yang diurutkan dimulai dari percobaan yang pertama sampai yang kelima yaitu sebesar 29 °C, 28°, 28°, 28°C dan 29°C.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi stoikiometri diantaranya adalah:

  1. Konsentrasi zat yang akan dicampurkan. konsentrasi zat mempengaruhi Perhitungan jumlah mol pada saat mula-mula bereaksi, hingga mol sisa setelah terjadinya reaksi. selain itu juga, besar kecilnya konsentrasi juga mempengaruhi suhu campuran yang dihasilkan.
  2. Volume zat yang akan dicampurkan. sama halnya dengan konsentrasi, volume zat juga akan mempengaruhi Perhitungan jumlah mol dari sebelum hingga setelah terjadinya reaksi.

[inline_ads]

Faktor fisik yang mempengaruhi diantaranya adalah:

Massa → Berat suatu objek atau suatu zat tertentu
Volume → Kapasitas suatu objek (isinya)
Suhu → Derajat panas suatu objek, benda, ataupun zat
Daya serap → Kemampuan atau kekuatan suatu zat atau objek tertentu

Prinsip percobaan pada stoikiometri ini adalah pada saat terjadi reaksi stoikiometri, maka suhu dari campuran tersebut akan mencapai titik maksimum karena pengaruh volume terhadap suhu campuran yaitu jika perbandingan antara volume asam dan basa adalah sama, maka reaksi tersebut akan mencapai titik maksimum, sedangkan reaksi kimia ini akan mencapai titik minimum apabila ketika terdapat Perbandingan volume dari salah satu larutan yang lebih banyak dibandingkan dengan larutan yang lain. prinsip percobaan dari percobaan adalah berdasarkan metode variasi kontinu yaitu adalah sederet pengamatan dengan jumlah tiap reaksinya diubah-ubah tetapi jumlah totalnya tetap.

Adapun alat-alat yang digunakan dan memiliki fungsi yaitu gelas kimia yang berfungsi untuk mengukur volume larutan atau bahan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi titik gelas kimia juga digunakan sebagai wadah untuk menyimpan serta membuat larutan titik gelas ukur 25 Ml digunakan sebagai alat ukur volume cairan atau suatu larutan. termometer berfungsi untuk mengukur suhu atau temperatur maupun perubahan suhu suatu larutan. fungsi dari pipet tetes adalah untuk membantu memindahkan cairan dari suatu wadah wadah lainnya dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi setetes. kertas label berfungsi untuk memberi nama larutan agar mudah dan menghindari pertukaran larutan saat larutan akan dituangkan di dalam gelas kimia.

Fungsi perlakuan pada praktikum kali ini adalah pengukuran suhu gunakan termometer adalah untuk mengetahui suhu masing-masing larutan maupun suhu dari campuran hasil kedua larutan tersebut. kemudian fungsi diukur suhu larutan dengan volume yang berbeda-beda adalah untuk mengukur suhu tersebut dan juga melihat Apakah volume larutan berpengaruh terhadap suhu larutan tersebut fungsi pengukuran suhu campuran ini juga berfungsi untuk menentukan titik maksimum dan titik minimum suatu larutan.

Faktor kesalahan yaitu pada saat termometer akan dimasukkan ke dalam gelas ukur untuk mengukur suhu termometer tempat menempel di dinding kaca gelas ukur sehingga hasil tidak akurat. hal ini terjadi karena kurangnya berhati-hati praktikan untuk mengukur suhu dengan benar.

[inline_ads]

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

  1. Dalam perhitungan reaksi produk dan reaktan, pertama tentukan jumlah mula-mula dan kemudian menghitung jumlah zat yang bereaksi menyesuaikan dengan koefisien dari masing-masing spesi telah ditentukan. Selanjutnya yaitu menghitung jumlah zat kita, pada bagian reaktan yaitu mula-mula dikurangi bereaksi, dan pada bagian produk yaitu mula-mula ditambah bereaksi. Jika pada bagian reaktan terdapat sisa maka reaksi tersebut adalah reaksi non stoikiometri, sedangkan jika pada bagian reaktan tidak terdapat sisa maka reaksi tersebut adalah reaksi stoikiometri.
  2. Stoikiometri dipengaruhi oleh volume dan konsentrasi spesi sistem tersebut. Semakin tinggi volume maka jumlah spesies akan semakin besar dan semakin tinggi konsentrasi Nya maka semakin tinggi jumlah spesies tersebut.
  3. Konsep dari reaksi stoikiometri adalah ketika semua reaktan habis bereaksi sehingga semua reaktan menjadi produk. Sedangkan konsep dari reaksi non stoikiometri adlaah ketika direaksikan tidak semua reaktan habis bereaksi, tetapi masih terdapat reaktan sisa. Selain itu ada yang namanya reaktan pembatas, yaitu reaktan yang dalam perbandingan monya paling kecil.

5.2 Saran

Dalam praktikum selanjutnya diharapkan untuk dapat menggunakan zat lain seperti CH3COOH yang merupakan asam lemah sehingga dapat menghasilkan data yang lebih beragam.

[inline_ads]

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Zul. 2009. Kimia Dasra. USU Press: Medan.

Basri, S. 2003. Kamus Kimia. Rineka Cipta: Jakarta.

Nurhayati, Siti. 2010. Cerdas Kimia. Erlangga: Jakarta. Petrucci, Raplh. 1987. Kimia Dasar. Erlangga, Jakarta.

Tinggalkan komentar