Banyak sekali satelit buatan manusia di luar sana, terhitung terdapat 2666 satelit (UCS, 1 Apr ’20). Tapi pernahkah kamu bertanya-tanya berapa sih ketinggian mereka? Yuk kita bahas.
Untuk mengetahui ketinggian satelit, kita harus mengetahuinya berdasarkan jenis-jenis orbit satelit di luar sana. Berikut uraiannya.
Table of Contents
Jenis-Jenis Orbit Satelit
Satelit memiliki berbagai macam orbit, hal ini tentu tergantung dari tujuan dibuatnya satelit tersebut. Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas satelit yang berada di sekitar Bumi, bukan yang ditujukan keluar seperti ke Mars atau Jupiter.
Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit (GEO))
Orbit ini memiliki ketinggian 35.786 km. Memiliki periode orbit sama dengan periode rotasi bumi yaitu 23 jam 56 menit 4 detik. Hal ini membuat satelit pada orbit ini menjadi stasioner alias tetap di berada di atas permukaan bumi di bawahnya. Satelit jenis ini selalu berada di atas garis ekuator. Orbit ini umumnya digunakan oleh satelit yang harus selalu berada di atas wilayah tertentu, seperti satelit komunikasi, satelit pemantau cuaca, dan satelit navigasi. Salah satu contohnya ialah satelit milik Indonesia yakni satelit Palapa.
Orbit Bumi Rendah (Low Earth Orbit (LEO))
Orbit ini memiliki ketinggian dari 160 km hingga 1000 km. Sesuai dengan namanya, orbit ini relatif rendah dibanding jenis orbit lainnya. Meskipun begitu, ketinggian ini sebenarnya masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan ketinggian pesawat komersial yang umumnya di bawah 12 km. Tidak seperti satelit di GEO, satelit jenis ini tidak harus berada di ekuator alias dapat memiliki orbit yang miring terhadap garis ekuator, seperti pada gambar berikut.
Orbit ini umumnya digunakan oleh satelit memang harus dekat dengan permukaan Bumi. Misalnya satelit yang digunakan untuk Google Maps, tentu untuk mendapatkan gambar yang bagus dari permukaan bumi satelit ini harus ditempatkan di LEO. Satelit yang digunakan di Google Maps salah satunya yaitu Landsat 1 dan Landsat 8 yang masing-masing memiliki ketinggian yaitu 917 km dan 705 km. Selain itu ISS (Internasional Space Station) juga mengorbit pada orbit rendah seperti ini, hal ini tentu memudahkan astronot untuk pulang pergi dari stasiun luar angkasa tersebut.
Meskipun dekat dengan permukaan Bumi, orbit rendah seperti ini justru kurang tepat apabila digunakan untuk satelit komunikasi. Hal ini terjadi karena satelit jenis ini bergerak sangat cepat di langit dan stasiun komunikasi di darat sendiri membutuhkan waktu untuk dapat melacak/menghubungkan ke satelit komunikasi di orbit.
Meskipun begitu, terdapat juga satelit komunikasi pada orbit rendah ini yang umumnya berupa konstelasi satelit. Konstelasi satelit ialah sekumpulan satelit yang terkoordinasi dengan orbit tertentu. Konstelasi satelit dapat membuat jangkauan yang lebih luas dan konstan terhadap permukaan Bumi.
Orbit Bumi Sedang (Medium Earth Orbit (MEO))
Orbit bumi sedang memiliki rentang ketinggian yang sangat luas, yakni diantara LEO dan GEO. Artinya, satelit pada orbit bumi sedang memiliki ketinggian di atas 1000 km dan di bawah 35.768 km.
Orbit jenis ini digunakan oleh berbagai macam jenis satelit dengan berbagai macam tujuan, seperti navigasi, komunikasi, geodetik, dan eksperimen. Salah satunya ialah konstelasi satelit yang digunakan untuk GPS. Satelit untuk GPS terdiri dari 31 satelit yang berada pada ketinggian 20.180 km.
Contoh lainnya yaitu konstelasi satelit Galileo. Konstelasi satelit ini melayani komunikasi navigasi di Eropa dan digunakan untuk berbagai macam navigasi, dari navigasi pesawat komersial hingga navigasi di smartphone.
Orbit Transfer atau Orbit Transfer Geostasioner (Geostationary Transfer Orbit (GTO))
Orbit transfer ataupun orbit transfer geostasioner merupakan jenis orbit khusus yang hanya terjadi dalam kasus-kasus tertentu. Umumnya orbit jenis ini berlaku saat terjadi perpindahan orbit atau saat satelit pertama kali diluncurkan. GTO ini bertujuan untuk memindahkan lokasi satelit dengan konsumsi energi seminimal mungkin.
Saat diluncurkan, satelit tentunya tidak langsung berada di orbitnya, pasti awalnya berada di dekat permukaan bumi ataupun di LEO. Jika kita ingin meletakkan satelit di GEO, kita dapat mengatur lintasan satelit seperti pada gambar berikut.
Kesimpulan
Satelit memiliki orbit yang bermacam-macam tergantung dari tujuan dibuatnya satelit tersebut. Satelit GPS berada di MEO, yang artinya berada di ketinggian antara 1000 km dan 35.786 km, lebih tepatnya berada di ketinggian 20.180 km. Sedangkan satelit Palapa-D yang dimiliki oleh Indonesia berada di GEO, yang artinya memiliki ketinggian sekitar 35.786 km.
Kamu dapat mencoba versi animasi interaktif orbit satelit berikut.
Sumber dan Referensi:
- Types of Orbits – ESA
- UCS Satellite Database – Union of Concerned Scientist
- Here’s How High Planes Actually Fly, According to Experts – Time
- Landsat 1 – USGS
- Landsat 8 – USGS
- Iridium Satellites – N2YO
- Medium Earth Orbit – Wikipedia