Bau, jorok, menjijikkan mungkin adalah kata-kata yang terlintas di pikiran kita semua ketika mendengar kata “dung”, “poop”, “feses”, “kotoran”, “tinja”, atau yang lebih kasarnya yaitu “tai”.
Semua jenis makhluk hidup di bumi kita tercinta ini, pasti mengeluarkan zat buangan baik itu dalam bentuk cair, padat, maupun gas. Salah satu produsen feses tebesar ialah hewan. Total produksi feses manusia dan hewan pada tahun 2014 diperkirakan sekitar 3.9 juta ton feses per tahun dimana 21% adalah feses manusia dan 79% sisanya adalah feses hewan. Serta pada tahun 2030 diperkirakan akan menyentuh angka 4.6 juta ton per tahun, atau setara dengan sekitar 145 kg feses per detik. Jika memang segitu banyaknya, kenapa bumi kita tidak tertutup dengan feses ini ya? Yuk kita bahas.
Table of Contents
Dung Beetle (Kumbang Kotoran)
Jawabannya ada pada hewan kecil yang satu ini. Selanjutnya akan kita sebut dengan dung beetle atau kumbang kotoran. Mungkin diantara kita ada yang asing dengan namanya, tetapi tidak asing dengan kelakuannya dan sering kita temukan menjadi salah satu karakter dalam kartun maupun film animasi.
Yap, dia adalah si kumbang yang seringkali terlihat menggiring bola berupa feses ini, akan tetapitidak semua dung beetle ini melakukan hal seperti ini. Hewan jenis ini umumnya mampu mengubur feses hingga 250 kali berat tubuhnya hanya dalam 1 malam. Saat ini, diketahui lebih dari 7000 spesies dung beetle.
Salah satu spesies dari dung beetle, Onthophagus taurus, mampu menggiring sesuatu hingga 1141 berat tubuhnya. Spesies ini bahkan merupakan hewan terkuat di dunia berdasarkan presentase beban terhadap berat tubuh.
Kegiatan Dung Beetle Sehari-Hari
Hal pertama yang harus dilakukan seekor dung beetle adalah mencari feses. Sebagian dung beetle ada yang hidup menumpang pada tubuh hewan lain yg lebih besar, menunggu hewan tersebut untuk mengeluarkan fesesnya.
Sebagian lainnya ada pula yang hanya bersembunyi dan menunggu hewan lain untuk mengeluarkan feses lalu kemudian menuju feses tersebut ketika hewan tersebut sudah pergi. Setumpuk feses gajah misalnya, bisa dikerumuni hingga 4000 dung beetle dalam 15 menit. Jadi ketika dung beetle tersebut menemukan feses, maka ia dengan segera akan mengolahnya sebelum yang lain datang.
Sederhananya, dung beetle ini terbagi menjadi tiga kelompok/jenis, yakni penggulung, penggali, dan penetap.
1. Penggulung
Dung beetle jantan dari jenis ini akan ke lokasi feses dan membentuk feses menjadi sebuah bola, lalu menggiringnya dengan kaki belakangnya. Ketika dung beetle betina lompat ke bolanya, dan cocok, mereka akan menggali lubang bersama dan membawa bola feses tadi ke dalam tanah. Setelah itu mereka akan berkembang biak dengan si betina akan meletakkan telur di bola feses tadi.
2. Penggali
Dung beetle penggali punya cara yang berbeda. Dung beetle jenis ini akan mendekati lokasi feses dari bawah tanah yakni dengan membuat terowongan. Lalu ia akan menarik feses tersebut ke dalam terowongan bawah tanah buatannya.
3. Penetap
Dung beetle penetap memiliki cara yang lebih sederhana, mereka langsung saja meletakkan telurnya di lokasi feses itu berada. Tak perlu menggali dan menggulung. Ketika larvanya menetas, mereka akan makan feses di sekitarnya hingga nantinya bermetamorfosis menjadi pupa lalu dung beetle dewasa.
Peran Lain Dung Beetle
1. Penyebar Benih Sekunder
Dung beetle juga memiliki peran lain ekologis yg cukup penting. Salah satunya yaitu mereka juga berperan sebagai penyebar biji sekunder. Maksudnya?
Misalnya, feses dari monyet, babi, dan hewan-hewan lainnya seringkali mengandung biji/benih dari buah yang mereka makan. Saat dung beetle mengubur feses mereka, secara tidak langsung dung beetle ini memberi perlindungan terhadap benih-benih tersebut dari predator maupun cuaca sehingga memperbesar peluang benih tersebut akan berkecambah dan tumbuh besar.
Di sejumlah tempat hal ini sangat membantu. Bahkan ada tanaman di Afrika Selatan yang berevolusi sehingga memiliki biji yang bentuk dan aromanya seperti feses untuk mengelabui dung beetle untuk menguburnya. Hal tersebut tentu memperbesar peluang biji untuk tumbuh.
2. Membawa Nutrien Ke Dekat Akar
Peran penting lainnya adalah dalam sistem agrikultur (pertanian peternakan). Hewan ternak seperti sapi memproduksi banyak sekali feses—seringkali kita sebut pupuk kandang—yang mana mengandung banyak nutrien. Dung beetle kemudian memecah feses menjadi bagian-bagian kecil dan membawanya jauh ke dalam tanah. Hal tersebut membuat posisi nutrien menjadi dekat dengan akar tanaman sekitar.
3. Melawan Pemanasan Global
Dung beetle kecil ini bahkan membantu kita dalam melawan pemanasan global dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca. Feses hewan yang minim oksigen membuat mikroba didalamnya memproduksi metana, salah satu gas rumah kaca dengan efek paling kuat. Dung beetle menggali dan membuat terowongan sehingga meningkatkan kadar oksigen dalam feses tersebut dan mencegah mikroba disana untuk memproduksi metana.
Kesimpulan
Dung beetle hanya melakukan kegiatannya sehari-hari, yakni mengumpulkan feses untuk dijadikan makanan dan tempat berkembang biak. Akan tetapi tanpa sadar dung beetle ini juga memiliki peran besar yang lain, mulai dari membantu pembenihan, membantu pemupukan, hingga melawan pemanasan global. Memang benar ungkapan “Not all heroes wear capes” dan dung beetle inilah salah satunya.
Sumber dan Referensi:
- Why isn’t the world covered in poop? – Ted-Ed
- The World’s Strongest Animal Can Lift Staggering Weights – BBC
- Berendes, D.M., Yang, P.J., Lai, A. et al. Estimation of Global Recoverable Human and Animal Faecal Biomass. Nat Sustain 1, 679–685 (2018).
- Penn, R., Ward, B.J., Strande, L., and Maurer, M. Review of Synthetic Human Faeces and Faecal Sludge for Sanitation and Wastewater Research. Water Research 132. 222-240 (2018).