Genetically Modified Organism (Organisme yang Dimodifikasi Secara Genetik)

Rekayasa genetik sebenarnya telah banyak diterapkan, contohnya yaitu rekayasa genetik pada produksi insulin dari ragi dan bakteri. Insulin yang diproduksi ini sangat mirip dengan insulin manusia dan telah diakui untuk penggunaan sejak 1982 yang sekarang dikenal dengan nama Humulin. Rekayasa genetik juga telah banyak digunakan pada makanan. Sebelum itu, mari kita cari tahu dulu, apa sih Genetically Modified Organism (GMO) itu?

Apa Itu GMO?

GMO adalah tanaman, hewan, ataupun mikroorganisme yang dimodifikasi secara genetik dan telah diuji coba di laboratorium dengan ilmu rekayasa genetik. Modifikasi seperti ini menghasilkan organisme dengan gen yang tidak ada di alam secara alami ataupun dengan perkawinan silang. GMO yang akan dibahas adalah GMO tanaman.

Sejak dahulu kala manusia sudah mengetahui cara memperoleh tanaman yang unggul yaitu dengan cara pembiakan selektif. Yakni hanya bibit yang unggul akan dibiakkan. Buah semangka contohnya, ribuan tahun lalu semangka umumnya memiliki rasa yang pahit ataupun hambar serta agak keras. Tetapi pembiakan selektif yang dilakukan manusia selama ribuan tahun membuat semangka yang sekarang memiliki rasa yang manis, serta daging yang empuk dan mudak dipotong.

GMO berbeda dengan tanaman hasil pembiakan selektif. GMO diciptakan dengan cara merubah gen tanaman secara langsung sehingga kita dapat dengan mudah memilik sifat tanaman yang diinginkan. Seperti berukuran besar, berasa manis, tanpa biji, dan sebagainya. Tanaman GMO saat ini sudah banyak diproduksi, terutama di negara-negara barat.

Apa Dampak Buruk Tanaman GMO?

Salah satu hal paling menyulitkan dari budidaya tanaman GMO adalah mencegahnya bercampur dengan tanaman non-GMO. Angin yang membawa benih dari tanaman GMO dikhawatirkan membuat tanaman GMO tumbuh di tempat yang tidak seharusnya. Jika hal tesebut terus terjadi akan membuat gen tanaman GMO dan non-GMO akan tercampur. Pencampuran ini dapat menimbulkan tumbuhnya tanaman dengan gen campuran dengan sifat yang tidak diinginkan.

Salah satu cara mengatasi hal seperti ini adalah dengan cara membuat benih tanaman GMO menjadi steril. Tetapi dengan cara seperti ini tentunya membuat petani harus membeli benih baru setiap kali akan menanam.

Apa Makanan Hasil Tanaman GMO Aman Dikonsumsi?

Selama bertahun-tahun, aman tidaknya makanan hasil tanaman GMO menimbulkan kontroversi. Kontroversi seperti alasan kesehatan konsumen dan lingkungan seringkali menjadi perbedatan. Bahkan hingga timbul kecaman dan aturan-aturan yang melarang dan membatas produksi makanan dari GMO.

Akan tetapi setelah lebih dari 30 tahun dan ribuan studi sains dilakukan, sebenarnya memakan makanan GMO tidak jauh lebih bahaya dari memakan makanan konvensional. Hal ini dikonfirmasi dengan studi besar dilakukan oleh National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, pada tahun 2016 menyatakan bahwa “tidak ada bukti nyata tentang perbedaan risiko terhadap kesehatan manusia antara tanaman rekayasa genetika yang tersedia secara komersial saat ini dan tanaman yang dikembangbiakkan secara konvensional”. Studi ini berjalan lebih dari 20 tahun dan lebih dari 900 publikasi dieksaminasi sebagai bahan studi. Selain itu, badan resmi keamanan pangan Uni Eropa sudah memberi izin bahwa makanan hasil GMO aman dipasarkan.

Tanaman konvensional yang mengatasi hama dengan pestisida dapat dengan mudah dibersihkan dengan cara dicuci. Bagaimana dengan tanaman yang direkayasa agar beracun bagi hama?

Racun sebenarnya hanyalah perspektif. Umumnya racun yang digunakan dalam GMO memang berbahaya bagi hama, tetapi tidak bagi manusia. Contoh lain yaitu coklat, lezat bagi manusia tetapi dapat berakhir mematikan bagi anjing.


Apa Contoh Positif Dari Tanaman GMO?

Terong adalah salah satu produk pangan yang penting dan populer di Bangladesh. Produktivitas terong di Bangladesh menurun hingga 80% seiring menjamurnya hama dan larva yang menyerang jenis tanaman tersebut. Tetapi kemudian terdapat solusi tanaman terong GMO yang dikenalkan pada tahun 2013. Sejak penggunaan GMO tersebut, tingkat produksi meningkat hingga 3 kali lipat, keuntungan meningkat pesat bahkan tercatat hingga meningkat 650%. Selain itu, penggunaan pestisida – yang mana berbahaya bagi manusia – menurun hingga 80%. Hal ini tentunya merupakan titik balik bagi para petani terong di Bangladesh.

GMO Untuk Masa Depan

Masih banyak yang bisa kita lakukan dengan GMO untuk masa depan yang lebih baik. Sebut saja:

  • Tanaman yang memproduksi nutrisi yang lebih banyak dan bervariasi.
  • Tanaman yang dapat bertahan di suhu ekstrim ataupun lingkungan yang berubah drastis, seperti banjir dan kemarau panjang.
  • Tanaman yang dapat menyerap karbondioksida dan memproduksi oksigen dengan lebih efektif.

Dengan teknologi yang kita punya sekarang, rasanya manfaat dari GMO hanya terbatasi oleh keingingan dan imajinasi kita.

Sumber dan Referensi:

  1. What Is Genetic Engineering? – yourgenome.org
  2. What Is a GMO? – The non-GMO Project
  3. Yes, GMOs Are Safe (Another Major Study Confirms) – Forbes
  4. The 5,000-Year Secret History of the Watermelon – National Geographic
  5. Genetically-Engineered Crops: Past Experience and Future Prospects – The National Academies of Sciences Engineering Medicine
  6. Why Chocolate Can Be Poisonous for Your Dog – Hill’s Pet
  7. GMO Eggplant Crop Expands In Bangladesh – Cornell Chronicle
  8. Bt Eggplant Improving Lives In Bangladesh – Cornell Chronicle
  9. Are GMOs Good or Bad? Genetic Engineering & Our Food – Kurzgesagt

Tinggalkan komentar