Daftar Isi
1.1 Pendahuluan
Proses kerja bangku merupakan salah satu kegiatan yang cukup penting dan banyak dilakukan dalam dunia industri manufaktur. Sebelum memahami mengenai kegiatan kerja bangku pada proses produksi, tentu terdapat hal-hal yang melatarbelakangi hal tersebut. Salah satu hal yang melatarbelakangi yaitu perkembangan industri di Indonesia.
Selain itu, terdapat hal lain yang menjadi perhatian utama dalam dunia manufaktur. Hal tersebut ialah mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. Nyawa manusia merupakan hal yang tak ternilai harganya, maka dari itu, sudah kewajiban kita baik sebagai pekerja maupun pemberi kerja untuk teredukasi dan mengedukasi mengenai manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam topik kali ini, penerapan K3 yang baik juga harus diterapkan pada proses kerja bangku. Salah satu contoh penerapan K3 pada proses kerja bangku adalah kewajiban penggunaan alat pelindung diri pada saat pengerjaan.
1.1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, dunia industri sudah berkembang sangat pesat dalam kurun waktu seratus tahun terakhir. Negara Indonesia ini sudah melewati era revolusi industri pertama, kedua, dan ketiga, hingga sekarang memasuki era revolusi industri keempat. Salah satu bagian dari dunia industri yang sangat penting hingga sekarang adalah industri produksi dan manufaktur.
Meskipun revolusi industri mengedepankan otomasi industri, namun terdapat hal-hal yang masih sulit digantikan ataupun dijalankan melalui otomasi seperti perihal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan kerja bangku (workbench). Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tentu sangat melibatkan manusia di dalamnya yang artinya harus melibatkan manusia dalam pelaksanaannya. Kerja bangku untuk benda-benda yang diproduksi massal memang bisa diberlakukan otomasi, namun untuk benda-benda yang tidak banyak dibuat dan bermacam-macam, otomasi akan membuatnya menjadi boros energi dan sumber daya.
Proses produksi kerja bangku cukup umum dilaksanakan baik dari skala industri maupun skala rumahan. Berbagai kegiatan bisa dilakukan pada proses pengerjaan kerja bangku, dua diantaranya yaitu memotong dan mengikir. Bentuk awal benda kerja sering kali belum sesuai dengan ukuran benda hasil kerja yang akan kita buat.
Maka dari itu, diperlukan pemotongan benda kerja agar sesuai dimensi yang menyerupai benda hasil kerja. Selain itu, benda hasil kerja sering kali memiliki bagian-bagian yang perlu dihaluskan dan diratakan. Namun, hal itu dapat dilakukan dengan cara melakukan pengikiran.
1.1.2 Tujuan
Pada kegiatan praktikum kali ini, didapat beberapa tujuan yang dapat diambil yakni sebagai berikut.
- Mengetahui berbagai jenis alat kerja yang digunakan pada proses kerja bangku,
- Mengetahui berbagai alat pelindung diri yang digunakan pada proses kerja bangku,
- Mengetahui cara memotong benda kerja menggunakan gergaji, dan
- Mengetahui cara mengikir benda kerja menggunakan kikir.
1.2 Pengertian Kerja Bangku
Menurut Love dan Harun (1986), dalam Sutarna (2013), kerja bangku (benchwork) merupakan aktivitas kerja yang dilakukan melalui tenaga dan keahlian dari seorang manusia pada meja kerja. Menurut Sutarna (2013), proses kerja bangku ini lebih menitikberatkan pada etos kerja yang di dalamnya termasuk ketekunan, disiplin, ketahanan, dan teknik sebagai kemampuan wajib sebelum melanjutkan aktivitas ke pekerjaan yang menggunakan mesin-mesin produksi.
Menurut Sulistyarini, dkk. (2018), kerja bangku adalah pekerjaan perkakas tangan (hand tools) yang dilakukan untuk membentuk, memperbaiki, dan merakit benda kerja yang sesuai dengan fungsi peralatan tangan masing-masing dengan mesin dan semua aktivitas kegiatan dilakukan di atas suatu meja kerja (work bench). Di antara pekerjaan kerja bangku yaitu meliputi pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan di atas meja. Contohnya: mengikir, mengetap, menggerinda, melukis, menandai, menggergaji, menekuk, mengebor, dan pekerjaan merakit serta finishing.
Menurut Sulistyarini, dkk. (2018), kerja bangku atau bench work merupakan sebuah teknik dasar yang wajib dikuasai oleh para pekerja workshop untuk membuat suatu produk dengan menggunakan suatu alat atau mesin yang melibatkan proses perakitan pada dunia produksi. Dalam proses kerja bangku diperlukan keterampilan dan ketelitian dalam pengerjaan benda kerja agar dapat mempersiapkan diri sebagai tenaga industri yang profesional dan bermanfaat dalam dunia kerja.
1.2.1 Macam-macam Alat Kerja Bangku
Terdapat berbagai macam alat-alat kerja bangku yang dapat dikategorikan menjadi alat pemegang benda, alat pengukur, alat penggores, alat pemotong, alat penyerut, alat pelubang, alat pengulir, dan alat pemukul.
1. Alat pemegang benda
Alat pemegang benda pada bangku berfungsi untuk memegang benda kerja agar tidak bergeser.
a. Ragum
Menurut Restu, dkk. (2017), Ragum adalah suatu alat penjepit yang digunakan untuk menjepit benda kerja yang selanjutnya akan dikikir, dipahat, digergaji, ditap, disnei, dan proses kerja bangku lainnya agar tidak goyang saat proses pengerjaan. Dengan adanya ragum, benda kerja yang akan digergaji, disnei, dikikir, dipahat, ataupun proses kerja bangku lainnya bisa dengan kencang dijepit sehingga dapat memudahkan proses pengerjaan dan hasil dari sebuah proses akan maksimal. Ragum memiliki komponen pelengkap, antara lain tangkai ragum, rahang tetap dan rahang gerak. Setiap komponen yang pada ragum masing-masing memiliki suatu fungsi tersendiri.
2. Alat pengukur
Alat pengukur pada kerja bangku berfungsi untuk mengukur dimensi benda kerja agar sesuai saat dilakukan operasi kerja bangku.
a. Mistar baja
Menurut Sigalingging (2015), dalam Pattiasina, dkk. (2017), perkakas mistar baja merupakan suatu alat pengukur dasar pada bengkel kerja mesin yang digunakan untuk melakukan suatu pengukuran dengan jarak minimal hingga 0,5 mm.
b. Mistar gulung
Menurut Veranika, dkk. (2020), mistar gulung merupakan alat ukur yang umumnya digunakan untuk mengukur benda kerja yang cukup besar dan panjang yang tidak bisa diukur dengan mistar biasa. Mistar gulung sendiri memiliki tingkat ketelitian hingga 0,6 milimeter. Panjang dari mistar gulung dapat berkisar antara 2 meter hingga 45 meter.
c. Jangka sorong
Menurut Lumbu dan Panda (2018), jangka sorong merupakan alat untuk mengukur panjang yang lebih teliti dari pada mistar baja, hal ini karena jangka sorong memiliki skala terkecil hingga 0,1 mm.
d. Mikrometer sekrup
Menurut Lumbu dan Panda (2018), mikrometer sekrup merupakan alat untuk mengukur panjang yang lebih teliti dari pada mistar baja ataupun jangka sorong, hal ini karena mikrometer sekrup memiliki skala terkecil hingga 0,01 mm.
e. Busur derajat (protractor)
Menurut Hidayat, dkk. (2019), busur derajat merupakan alat yang digunakan untuk mengukur dan menggambar suatu sudut. Alat ini umumnya berbentuk setengah lingkaran, namun terdapat juga busur derajat yang berupa lingkaran penuh dengan sudut 360 derajat.
f. Pengukur tinggi (height gauge)
Menurut Adianto (2010), dalam Kusumah, dkk. (2015), pengukur tinggi (height gauge) yang beredar di pasaran umumnya memiliki tingkat keakuratan yang kecil, karena sebagian besar peralatan pengukur tinggi (height gauge) yang beredar di pasaran masih dioperasikan secara manual.
g. Penyiku
Menurut Veranika, dkk. (2020), penyiku merupakan suatu mistar yang berbentuk segitiga dengan salah satu sudutnya 90°. Penyiku juga sering kali disebut mistar siku.
h. Jangka
Menurut Effendi dan Saputra (2019), jangka merupakan suatu alat yang umumnya digunakan untuk menggambar lingkaran atau busur. Alat ini biasanya dapat digunakan dalam penggambaran matematis, gambar teknik, navigasi, dan lain-lain.
3. Alat penggores
Alat penggores pada kerja bangku berfungsi untuk memberikan goresan/tanda pada benda kerja.
a. Penggores
Menurut Nurdjamaludin (2017), dalam Pattiasina, dkk. (2017), penggores merupakan suatu alat yang digunakan untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga menghasilkan suatu goresan atau garis gambar pada permukaan benda kerja tersebut. Ujung alat penggores umumnya tipis dan tajam dan serta memiliki sudut antara 20˚ hingga 25˚. Alat penggores dapat menghasilkan goresan yang tipis namun dalam. Suatu alat penggores umumnya terbuat dari baja perkakas. Ujung alat penggores juga harus keras. Namun agar tambah keras, ujung penggores umumnya perlu dikeraskan terlebih dahulu.
b. Penitik
Menurut Nurdjamaludin (2017), dalam Pattiasina, dkk. (2017), penitik merupakan suatu alat yang digunakan untuk melubangi benda kerja pada proses kerja bangku. Penitik umumnya terbuat dari suatu bahan baja karbon tinggi yang dikeraskan (hardened) dan diberi guratan atau sisi segi enam. Ujung alat penitik umumnya berbentuk runcing yakni membentuk sudut 30˚ sampai 90˚.
c. Jangka pincang (hermaphrodite caliper)
Menurut Hoffman, dkk. (2014), jangka pincang (hermaphrodite caliper) merupakan suatu alat yang digunakan untuk membuat garis paralel pada permukaan benda kerja yang menyudut. Pada jangka jenis ini, salah satu kakinya bengkok dan kaki yang satu lagi lurus. Untuk menggunakan hermaphrodite caliper, sesuaikan lebar kedua kaki menggunakan mistar. Untuk membuat goresan, tempatnya jangka ini ke permukaan benda yang menyudut dan ditarik lurus.
d. Stempel (Stamps/cap)
Menurut Winarno (2016), stamps (cap) adalah salah satu alat potong yang terbuat dari baja perkakas yang dikeraskan dan ditempering 60 sampai 62 HRC. Alat stempel ini tidak boleh digunakan untuk benda kerja yang telah dikeraskan ataupun bahan pejal, karena dapat mengakibatkan stempel menjadi cepat rusak. Alat stempel ini umumnya juga disebut cap.
4. Alat pemotong
Alat pemotong pada kerja bangku berfungsi untuk memotong benda kerja agar sesuai dimensi yang diinginkan.
a. Gergaji tangan besi
Menurut Lye (2014), gergaji tangan besi merupakan gergaji yang digunakan untuk memotong logam. Terdiri dari bilah pisau gergaji yang ditopang oleh frame gergaji. Frame gergaji dapat disesuaikan panjangnya. Bilah pisau gergaji di kedua ujungnya terdapat baut. Baut yang pertama tidak dapat digerakkan dan baut yang kedua dapat dikencangkan untuk meningkatkan tegangan bilah pisau gergaji.
b. Pahat
Menurut Lye (2014), pahat merupakan suatu alat yang penting dalam pengerjaan berbahan utama kayu. Pahat ini merupakan salah satu alat yang biasanya digunakan untuk memotong bagian ujung, dan juga digunakan untuk memotong bagian tertentu pada benda kerja yang pemasangan seperti pada ujung kayu. Pahat memiliki berbagai jenis dari lebar bilahnya. Paling kecil lebarnya 3 mm. sedangkan yang paling besar dapat berukuran 25 mm hingga 38 mm.
c. Gerinda
Menurut Veranika, dkk. (2020), mesin gerinda merupakan suatu mesin perkakas yang sering kali digunakan untuk mengasah, memotong, menggerus ataupun melakukan kegiatan kerja bangku lainnya pada benda kerja untuk suatu tujuan tertentu ataupun kebutuhan tertentu.
5. Alat penyerut
Alat penyerut pada kerja bangku berfungsi untuk penyerut, meratakan, dan menghaluskan benda kerja agar sesuai bentuk yang diinginkan.
a. Kikir
Menurut Sutarna (2013), kikir merupakan alat yang digunakan pada pembuatan benda kerja dari material logam dengan perkakas tangan.
6. Alat pelubang
Alat pelubang pada kerja bangku berfungsi untuk melubangi benda kerja dengan lubang yang sesuai dan pekerjaan lain terkait pelubangan seperti mengeluarkan pin dari lubang pada benda kerja.
a. Drip (pin punch)
Menurut Hadfield (2015), pin punch merupakan suatu alat yang memiliki kepala yang lebih kecil dari lubang, yang berfungsi untuk mengeluarkan pin dari suatu lubang pada benda kerja.
b. Bor
Menurut Veranika, dkk. (2020), mesin bor merupakan suatu mesin dengan mata potong yang berputar pada sumbu mesin tersebut untuk pengerjaan pelubangan tanpa perubahan tambahan pada benda kerja..
7. Alat pengulir
Alat pengulir pada kerja bangku berfungsi untuk mengulir benda kerja agar sesuai benda kerja memiliki bentuk dan ukuran ulir yang diinginkan.
a. Tap
Menurut Madsen dan Madsen (2016), tap merupakan suatu alat yang digunakan untuk membuat ulir internal (bagian dalam). Satu set tap tersusun atas taper tap, plug tap, dan bottom tap.
b. Snei (die)
Menurut Madsen dan Madsen (2016), snei (die) merupakan suatu alat yang digunakan untuk membuat ulir luar (eksternal). Ukuran snei umumnya tersedia dalam berbagi ukuran standar yang sudah ditetapkan.
8. Alat pemukul
Alat pemukul pada kerja bangku berfungsi untuk memukul benda kerja maupun peralatan kerja bangku yang membutuhkan alat pemukul untuk dapat menggunakannya.
a. Palu
Menurut Nurliani (2012), dalam Pattiasina, dkk. (2017), perkakas palu ini digunakan untuk membuka ataupun memasang suku cadang dengan teknik pemukulan. Menurut Blumbach dan Clade (2013), palu merupakan alat pemukul yang juga merupakan alat yang paling banyak digunakan di dunia. Palu digunakan saat suatu benda kerja perlu dipukul.
1.2.2 Alat Pelindung Diri dan K3 pada Kerja Bangku
Menurut Kustono (1999), dalam Wahyunan, Sutijono, dan Sholah (2015), pengadaan APD di tempat kerja merupakan kewajiban perusahaan sesuai dengan perundangan yang berlaku. Menurut Kavianian (1990), dalam Sugarda, Santiasih, dan Juniani (2014), APD merupakan suatu alat yang diperlukan untuk melindungi seseorang dari potensi bahaya fisik maupun kesehatan yang tidak dapat dihilangkan melalui pengendalian teknik/engineering control maupun pengendalian administratif/administrative control. Pengendalian teknik adalah menghilangkan potensi bahaya yang berhubungan dengan mesin atau melalui proses desain. Sedangkan pengendalian administratif merupakan teknik manajemen, seperti mengatur waktu kerja pada pekerjaan yang dapat mengakibatkan para pekerja dapat terpapar melebihi batas aman, sehingga pekerja hanya akan terpapar bahaya dengan ketentuan di bawah nilai ambang batas atau dapat dikatakan aman. Walaupun untuk meyakinkan pekerja untuk memakai APD sangat sulit namun kemungkinan kecelakaan adalah rendah tetapi hal tersebut adalah konsekuensi yang berat.
Menurut Sugarda, Santiasih, dan Juniani (2014) Pemakaian APD merupakan alternatif terakhir dari berbagai macam upaya pencegahan kecelakaan kerja. Dalam hirarki hazard control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir. Artinya, sebelum memutuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui terlebih dahulu dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau hazard bisa dihilangkan atau paling tidak diminimalisir.
Menurut Sugarda, Santiasih, dan Juniani (2014), terdapat berbagai macam APD, yang digunakan dalam kerja bangku diantaranya yaitu:
- Alat pelindung kepala/safety helmet. Safety helmet digunakan untuk melindungi kepala dari benturan.
- Alat pelindung mata/goggles/safety glasses. Safety glasses digunakan untuk melindungi mata dari percikan dan debu.
- Alat pelindung pernapasan/respirator. Respirator seperti masker digunakan untuk melindungi saluran pernapasan dari debu.
- Alat pelindung tangan/safety gloves. Safety gloves digunakan untuk melindungi tangan dari luka seperti akibat gesekan dari peralatan kerja.
- Alat pelindung kaki/safety shoes. Safety shoes digunakan untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda maupun dari benda tajam di lantai.
- Alat pelindung badan/apron. Apron digunakan untuk melindungi badan dan pakaian dari bahaya peralatan kerja.